Kuliner Pindang Gunung Khas Pangandaran Masuk Rekor Muri

Konten Media Partner
3 Desember 2018 17:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kuliner Pindang Gunung Khas Pangandaran Masuk Rekor Muri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lebih dari 2018 porsi pindang gunung, kuliner khas Pangandaran, Jawa Barat, di acara Pangandaran Run 2018 yang dihelat Unpad catat rekor Muri. (Humas Unpad)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Lebih dari 2018 porsi pindang gunung, kuliner khas Pangandaran, Jawa Barat, berhasil dibuat dalam acara Pangandaran Run 2018 yang dihelat Universitas Padjadjaran (Unpad) berkolaborasi dengan warga. Banyaknya porsi pindang gunung itu dicatat sebagai rekor oleh Museum Rekor Indonesia (Muri).
“Dengan adanya pemecahan rekor muri, diharapkan dapat meningkatkan popularitas hidangan ini, disamping menjaga nilai-nilai budaya lokal sebagai daya tarik wisata,” kata Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad, Syauqi Lukman, melalui siaran persnya, Senin (3/12/2018)
Penciptaan rekor Muri itu melibatkan 10 kelompok ibu-ibu PKK dari 10 Kecamatan di Kabupaten Pangandaran. 10 kecamatan tersebut yaitu Langkaplancar, Cimerak, Cigugur, Cijulang, Parigi, Pangandaran, Sidamulih, Mangunjaya, Padaherang dan Kalipucang.
Pindang gunung kemudian dibagikan secara gratis bagi masyarakat sekitar dan para pelari yang turut meramaikan Pangandaran Run 2018. Acara tersebut di gelar di area Pangandaran Sunrise Point tepatnya di di Lapangan Katapang Doyong.
ADVERTISEMENT
Syauqi Lukman mengatakan, untuk menciptakan rekor hidangan tradisional tersebut menghabiskan lebih dari 250 kg ikan yang berasal dari 3 tempat pelelangan ikan yaitu TPI Pangandara (Kec. Pangandaran), TPI Bojong Salawe (Kec. Parigi), dan TPI Batukaras (Kec.Cijulang).
“Hal ini merupakan bentuk kolaborasi positif antara Mahasiswa PSDKU Unpad Pangandaran serta masyarakat dalam upaya pengembangan potensi Kabupaten Pangandaran,” katanya.
Kuliner Pindang Gunung Khas Pangandaran Masuk Rekor Muri (1)
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad menerima sertifikat Rekor Muri. (Humas Unpad)
Pindang gunung merupakan salah satu warisan kuliner nusantara yang berasal dari Kabupaten Pangandaran. Mengapa dinamakan pindang gunung? Hal ini berawal dari kebiasaan masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan yang berkeinginan untuk mengkonsumsi ikan maka mereka akan pergi ke pantai untuk mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya mereka mengolah ikan tersebut dengan campuran bumbu tradisional yang ada di daerah pegunungan. Olahan masakan ini sangat sederhana karena ikan hanya dimasak dengan cara direbus dengan menggunakan bumbu (pindang). Terlahirlah sajian masakan yang bernama pindang gunung, olahan ikan khas Kabupaten Pangandaran.
Hidangan ini cukup mudah untuk dibuat. Bahan utama yang diperlukan adalah ikan. Jenis ikan yang biasanya digunakan yaitu ikan kakap, tongkol, marlin atau mungkin juga menggunakan ikan air tawar seperti gurame.
Dalam hidangan ini, bumbu menjadi bahan lain yang tidak kalah penting, berbagai jenis bumbu dihaluskan diantaranya adalah bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, laos, kemiri, dan terasi. Bumbu lainnya yaitu garam, gula pasir, jeruk nipis daun salam, daun sereh, kecombrang, kemangi dan daun bawang.
ADVERTISEMENT
Langkah memasak hidangan ini adalah masukan ikan sesaat ke dalam air mendidih yang sudah dibumbui sedikit garam, lalu angkat dan tiriskan. Selanjutnya tumis bumbu yang dihaluskan sampai wangi lalu campur dengan air. Masukan ikan yang telah direbus tadi kedalam kuah tersebut, bumbui dengan garam dan gula pasir. Setelah matang, angkat dan sajikan bersama taburan daun bawang dan daun kemangi.
Hidangan ikan dengan kuah khas aroma rempah-rempah ini merupakan salah satu daya tarik wisata kuliner yang dapat dikembangkan menjadi sajian buruan utama wisatawan lokal maupun mancanegara.
Upaya pengembangan tersebut perlu didukung dengan langkah-langkah yang nyata, salah satunya dengan mengangkat tema hidangan “Pindang Gunung” menjadi sorotan hingga dapat diketahui oleh khalayak. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT