Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Lewat Foto Model, Komunitas Fotografi Bandung Galang Dana Untuk Korban Tsunami Palu
19 November 2018 13:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah fotografer mengikuti sesi memotret model, pada acara 'Charity Event Donation for Palu-Donggala' di Babakan Siliwangi Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Kepedulian terhadap korban bencana alam di Palu dan Donggala tak pernah surut. Berbagai lapisan dan kelompok masyarakat terus mengupayakan penggalangan dana demi membantu meringan beban penderitaan saudara satu negeri.
Tidak terkecuali para penggemar fotografi dan model melakukan kegiatan bersama menggelar “Charity Event Donation for Palu-Donggala” di hutan kota Babakan Siliwangi Bandung pada Minggu (18/11/2018).
Kegiatan yang diisi dengan pementasan tari, diskusi fotografi dan memotret, selain bertujuan untuk menggalang donasi, pun menjadi ruang bersama untuk memupuk kepedulian, menumbuhkan rasa kemanusiaan dan tentunya silaturahmi.
“Awalnya sih ingin bikin charity untuk saudara kita yang terkena bencana,” ucap Geugeu Mboth ketua penyelenggara kegiatan tersebut.
Seorang model berpose pada acara 'Charity Event Donation for Palu-Donggala' di Babakan Siliwangi Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
Berhubung rutinitas yang terkait dengan model, pakaian dan fotografi akhirnya Geugeu bersama rekan-rekannya bersama membuat kegiatan di babakan Siliwangi. Kegiatan tersebut menurutnya melibatkan 150 talent yang diselenggarakan dari pagi sampai sore.
Meski kegiatan diisi dengan memotret, namun menurut Geugeu ada motivasi untuk menolong sesama. Bukan untuk Palu saja kegiatan yang mereka selenggarakan untuk membantu. Beberapa waktu lalu mereka pun bergerak bersama membantu salah seorang yang mengalami kesulitan.
“Fotografi untuk kemanusiaan,” tegas Geugeu pendek, sambil mengelus jabang bayi di dalam perutnya.
Sejak pagi hutan Babakan Siliwangi diramaikan dengan 30 model, dan 30 make up artis conceptual yang tenggelam dalam garis warna dan garis. Mereka hidup dalam imajinasi citra yang dibentuk dalam konsep yang dituju para make up artis.
ADVERTISEMENT
Sementara di sudut hutan, perempuan berbaju putih berdiri tenang dan mulai bergerak menari secara perlahan. “Gemuruh Sunyi” tajuk itu yang dibawakan Lena Guslina seorang penari kawakan dari Bandung yang telah malang melintang di dunia tari nasional dan internasional.
Pakaian serba putih dengan topeng Panji yang simbolik. Dirinya menjadi kontras dengan suasana hutan kota yang rimbun, hijau dan sedikit gelap. Gradasi warna itu semakin kental tatkala dirinya bergerak menari sebagai Panji.
Panji yang begitu lekat dengan dimensi religiusitas menari dengan kedalaman makna. Mencoba menghadirkan pelebauran antara ‘aku’ dan Tuhan, dalam perbedaan diri yang terbelah antara luapan ketidakteraturan menuju sebuah harapan. (Agus Bebeng)