Mahasiswa ITB Bikin Aplikasi Persiapan Nikah, Simak Cara Kerjanya

Konten Media Partner
3 Mei 2019 19:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Canika, sebuah aplikasi buatan mahasiswa ITB yang menghubungkan antara vendor pernikahan dengan pasangan yang akan menikah. (Humas ITB)
zoom-in-whitePerbesar
Canika, sebuah aplikasi buatan mahasiswa ITB yang menghubungkan antara vendor pernikahan dengan pasangan yang akan menikah. (Humas ITB)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Sebuah inovasi dalam dunia start-up lahir dari mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka adalah Aninda Annisa, Rajna Habibah, dan Karina Alifa, mahasiswa Manajemen, SBM- ITB, yang membuat aplikasi bernama Canika. Canika adalah sebuah aplikasi yang menghubungkan antara vendor pernikahan dengan pasangan yang akan menikah.
ADVERTISEMENT
Melalui Canika, pengguna dapat merancang acara pernikahan mereka kapanpun dan di manapun hanya dengan sekali sentuhan.
“Sederhananya, Canika ini jadi marketplace untuk para vendor (pernikahan) terus nanti customer tinggal cari deh di sini,” kata Aninda Annisa, CEO Canika, seperti dikutip dari siaran pers ITB, Jumat (3/5).
Nama Canika sendiri diambil dari kata dalam bahasa Sunda, yaitu can nikah (belum menikah). Latar belakang terbentuknya Canika pada awalnya untuk memenuhi proyek mata kuliah di SBM-ITB, yaitu Leadership and Management Practice (LMP).
Namun seiring berjalannya waktu, Aninda dan kedua temannya melihat potensi Canika untuk terus berkembang. Maka tak heran, ia membawanya kembali dalam mata kuliah Integrated Business Experience atau IBE. Dalam mata kuliah ini pula, Canika melebarkan sayapnya dengan merekrut tujuh orang lainnya yang kemudian bertugas di bagian finansial, pemasaran, dan operasional.
ADVERTISEMENT
Perempuan kelahiran Tasikmalaya ini mengaku, bahwa ia terinspirasi oleh salah satu start-up yang ada di Indonesia, yaitu Traveloka yang berhasil mendisrupsi agensi travel. “Nah saya coba cari hal yang bisa didisrupsi yang sustain selama kehidupan ada, yakni pernikahan,” jelas Aninda.
Mahasiswa ITB para pengembang Canika, aplikasi persiapan nikah. (Humas ITB)
Prestasi yang diraih Canika pun tak main-main. Berawal dari keberhasilannya meraih best project pada mata kuliah LMP, pada Februari 2019 lalu, mereka berhasil tergabung dalam Young Entrepreneur Summit UI Studentpreneur 2019.
Kini mereka berhasil mendapatkan pendanaan dan pembimbingan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dalam program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi (CPPBT-PT). Pendanaan ini bahkan bernilai hingga kepala sembilan atau ratusan juta rupiah.
Untuk mendapatkan pendanaan ini, Aninda dan kawan-kawan dalam Canika Team bersaing dengan kompetitor yang tidak kalah hebat. Tidak sedikit yang berasal dari mahasiswa pasca sarjana, hingga akademisi. Tahapan seleksi seperti administrasi, presentasi, hingga wawancara berhasil dilalui Canika.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Canika
Pada rilis terbarunya, Canika menyediakan sembilan kategori pernikahan yang dibutuhkan oleh konsumennya. Kesembilan kategori tersebut adalah: venue, wedding dress, mobil, makeup artist, catering, dekorasi, undangan, fotografer dan videografer, serta floris.
Vendor pernikahan tak perlu khawatir, karena biaya untuk bergabung dengan Canika tentu saja gratis. Selain itu, vendor dan pengguna bisa melakukan interaksi melalui chat secara langsung di aplikasi Canika. Tak hanya itu, bahkan kedua belah pihak bisa melakukan negosiasi harga. Untuk melengkapi kemudahan pengguna dalam melakukan transaksi, Canika juga menyediakan berbagai metode pembayaran.
Aninda berharap proyek yang telah ia rintis sejak Januari 2018 ini dapat berkelanjutan, bahkan bertahan hingga berstatus sebagai start-up decacorn. Terlebih lagi, ia berharap dengan hadirnya Canika, lebih banyak bisnis-bisnis kecil seperti UMKM yang terbantu penjualannya. Aplikasi Canika dapat diunduh di Playstore. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT