May Day, 500 Buruh dan Aliansi Masyarakat Bandung Siap Turun

Konten Media Partner
29 April 2019 17:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konperensi pers May Day di Bandung. (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
Konperensi pers May Day di Bandung. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Ratusan buruh dan elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Anti Kapitalis (Gerak) akan turun ke jalan pada peringatan Hari Buruh Internasional (May Day), Rabu 1 Mei mendatang. Mereka akan melakukan demonstrasi di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung.
ADVERTISEMENT
“Estimasi massa sekitar 500 orang, mudah-mudahan akan terus bertambah,” kata juru bicara Konfederasi Serikat Nasional (KSN), Supinah, dalam konferensi pers pra-May Day di Bandung, Senin (29/4).
Ia menjelaskan, Gerak merupakan forum lintas sektor mulai buruh seperti KSN dan Federasi Sebumi - Kasbi (Serikat Buruh Militan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). Sektor lain yang bergabung adalah Aksi Rakyat Anti Penggusuran (Arap), Aliansi Pelajar Bandung, Aliansi Penegak Demokrasi, buruh seni.
Supinah mengatakan, dalam aksi turun ke jalan nanti pihaknya menyuarakan tuntutan tentang kerja dan upah layak, serta hidup bermartabat.
Sementara Aksi Rakyat Anti Penggusuran menyoroti sulitnya akses kepemilikan tanah atau agraria bagi kaum buruh. Forum ini menyoroti nasib buruh yang masih jauh dari sejahtera. Para buruh dengan sistem upah saat ini akan sulit mendapatkan tanah atau rumah.
ADVERTISEMENT
Alih-alih mendapatkan rumah di permukiman elite, buruh hanya bisa menempati rumah di daerah rawan penggusuran. Sehingga Arap menilai, buruh tersebut mengalami penderitaan berlipat, yakni menghadapi kesejahteraan dan penggusuran.
Arap sendiri merupakan gabungan masyarakat korban penggusuran di Kota Bandung, antara lain Kebon Jeruk, Taman Sari dan Dago Elos.
Dari Aliansi Pelajar Bandung yang diwakili Rocky mengatakan, sistem pendidikan saat ini cenderung menyiapkan buruh-buruh yang melayani pemodal. Di sekolah, terjadi klasifikasi berdasarkan nilai.
Rocky mengatakan, murid yang mendapat nilai bagus disiapkan untuk menjadi buruh dengan gaji tinggi, sedangkan murid dengan nilai tidak bagus terancam jadi buruh biasa atau bahkan pengangguran.
“Kita jadi seperti barang, mana yang bagus dan yang tidak bagus,” kata Rocky. “Maka May Day nanti kita akan turun ke jalan, karena setelah lulus nanti mungkin saya juga akan menjadi buruh.”
ADVERTISEMENT
Lalu dari Aliansi Penegak Demokrasi akan menyuarakan tuntutan penolakan terhadap militerisme, yakni penolakan terhadap militer yang mengurusi sektor-sektor sipil seperti yang terjadi di zaman Orde Baru. (Iman Herdiana)