Konten Media Partner

Menengok Muhammad Luki, Bayi Penderita Kista dan Gagal Fungsi Hati

12 Mei 2019 16:09 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Luki (6 bulan). Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Luki (6 bulan). Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Umurnya masih 6 bulan, tapi Muhammad Luki sudah harus menanggung sakit yang sangat jarang dialami oleh bayi lain. Perutnya terus membesar, sehingga membuatnya tak bisa bergerak bebas. Sudah dua minggu, Luki terbaring di Ruang Kenanga, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Luki lahir secara prematur dari rahim Nury Sri Puspita Dewi. Sejak lahir, sudah terlihat gejala tidak sehat pada Luki karena kondisi badannya yang kuning. Namun, Nury tak mengira bayinya menderita kista atau gagal hati.
Setelah berumur 3 bulan, muncul benjolan keras di dalam perutnya. Nafas Luki mulai sering sesak dan mengeluarkan bunyi keras seperti orang yang sedang mendengkur.
Memasuki usia 4 bulan, kondisi Luki mulai terlihat menurun. Badannya semakin terlihat lemah. Mata dan badannya bertambah kuning dan berat badannya mulai susut. “Beratnya dari 5 kilogram menjadi 4 kilogram,” kata Andri M Lucky, keponakan Nury, kepada BandungKiwari, Jumat (10/5).
Tidak hanya itu. Dari hari ke hari, perut Luki mulai terlihat membesar. Bayi itu pun semakin sering rewel dan menangis disertai nafasnya yang mulai sesak. Melihat kondisi ini, Nury lantas memeriksakan Luki ke dokter. Pada saat itulah, dokter mendiagnosa bahwa ada kista kecil di perut Luki.
ADVERTISEMENT
Agar lebih akurat, dokter meminta Nury untuk membawa Luki diperiksa dokter spesialis sekaligus rontgen ke Rumah Sakit Cibabat, Kota Cimahi. Hasil rontgen menunjukkan kista di perut Luki mulai membesar bahkan cenderung mendekati hati, sehingga Luki harus menjalani rawat jalan beberapa hari.
Pada akhir bulan April, kondisi Luki tidak kunjung membaik, sehingga Nury memutuskan untuk memindahkan perawatan ke Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi. Sempat dirawat 3 hari di sana, Luki kemudian disarankan untuk dirawat di RSHS.
Menurut Andri, sebenarnya di RSHS ini Luki harus dioperasi. Namun, pihak keluarga belum siap karena terhalang biaya yang cukup besar. “Kami sempat mencari uang ke kakek, nenek, dan saudara-saudara,” katanya.
Pada tanggal 20 April lalu, keluarga kembali membawa Luki ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSHS. Selama 3 hari, Luki dirawat dan diobservasi mulai dari diambil sampe darah, pemeriksaan oleh dokter spesialis bedah hati, spesialis anak, dan dokter spesialis lainnya. Namun, hasil observasi menyatakan bahwa kondisi Luki tidak stabil dan belum siap dioperasi, sehingga harus dirawat dulu selama 3 hari.
ADVERTISEMENT
“Saat dirawat itu dia ngedrop lagi dan suaranya kembali seperti orang mendengkur. Perutnya semakin membuncit dan berat badannya terus berkurang. Setelah jalan 5 hari, mulai kelihatan tidak membaik karena diinfus terus,” katanya.
Sekarang Luki masih terbaring lemah. Lingkaran perutnya berkurang karena infusan sudah dilepas. Namun hingga kini, keluarga belum menerima informasi yang jelas kapan Luki akan dioperasi.
“Kata dokter dari segi umur Luki belum bisa siap menerima operasi. Berat badan yang kecil juga menjadi pertimbangan karena khawatir adanya gagal pernafasan dan risiko lainnya,” ujarnya.
Muhammad Luki Foto: Instagram/@wonderfulpurwakarta
Derita yang diderita Luki ternyata tak hanya itu. Andri mengatakan, bayi asal Kampung Cikara, Kelurahan Cisomang Barat, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, ini sudah ditinggal pergi oleh ayahnya yang sudah bercerai dengan Nury. Bahkan, ketika diberitahukan kondisi Luki yang sedang sakit, bapaknya tidak berkomentar apa-apa.
ADVERTISEMENT
“Kami sangat menyayangkan kondisi ini karena sebenarnya bapaknya Luki kan bekerja dan punya penghasilan, tapi mengapa tidak ada kepedulian terhadap anak kandungnya. Luki sekarang sedang butuh sosok ayah,” katanya.
Untuk memenuhi biaya perawatan Luki, pihak keluarga meminta donasi dengan berkeliling ke perusahaan, teman, dan dengan membagikan info tentang Luki ke media sosial. (rana akbari/iman herdiana)