news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Menjala Mimpi Atlet Difabel Lewat Basket Kursi Roda

Konten Media Partner
17 Maret 2019 10:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Teman-teman difabel Bandung mengikuti pelatihan "Bandung Wheelchair Basketball Exhibition" di GOR Padjadjaran Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Teman-teman difabel Bandung mengikuti pelatihan "Bandung Wheelchair Basketball Exhibition" di GOR Padjadjaran Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Suara benturan terdengar keras, mengirim kenangan akan rasa ngilu pada jantung yang masih terganggu mendung. Sementara di lapangan, teriakan dan bunyi tabrakan menimpali hujan yang mengunduh rindu di GOR Padjadjaran Bandung, Sabtu (16/3).
ADVERTISEMENT
Pagi itu, para kawan difabel bermandi peluh. Memompa oksigen dan menyalurkan tenaga pada putaran kursi roda. Mereka melaju membawa bola yang terkadang membuat mereka tersungkur tertimpa kursi roda.
Namun entah kenapa, mereka yang hadir malah senyum dan tawa puas. Mungkin karena mereka baru merasakan sensasi bermain basket menggunakan kursi roda, yang bahasa kerennya disebut wheelchair basketball.
Meski terjatuh, tersungkur, mereka akan bangkit kembali. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Wheelchair basketball berbeda dengan jenis olahraga lain yang sudah lebih dulu populer dan menjadi sarana rekreasi maupun prestasi. Cabang olahraga ini belum terlalu populer dan berkembang di kalangan masyarakat difabel Indonesia.
Maka dari itu, untuk menyosialisasikan basket kursi roda digelar kegiatan yang diberi nama "Bandung Wheelchair Basketball Exhibition" di GOR Padjadjaran Bandung.
ADVERTISEMENT
Acara yang diselenggarakan dengan sistem coaching clinic atau pelatihan ini melibatkan Donald Santoso, seorang atlet profesional, sekaligus Kapten Timnas Indonesia pada Paragames 2018 lalu.
Basket kursi roda tak kalah kompetitif dibandingkan basket pada umumnya. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Selain melatih, Donald pun membawa kursi roda khusus untuk dipergunakan para pemain, agar merasakan secara langsung aksesibilitas pergerakan dalam memainkan basket.
"Tujuan kita adalah mengembangkan program wheelchair basketball course, dan salah satu kota pertama adalah Bandung untuk pengembangan klub. Selain dekat dari Jakarta karena ada salah satu pemain timnas Tasep Dayatullah dari Bandung," ungkapnya usai memberikan nasihat kepada para pemain pemula.
Selain di Bandung, menurut Donald, tim pertama basket kursi roda, yakni Jakarta Swift, ada pula tim yang berdomisili di Bali.
Untuk kegiatan pertama di Bandung tersebut, Donald lebih menekankan untuk eksebisi dan pelatihan untuk para calon-calon atlet yang baru kali pertama mencoba dan tidak pernah berinteraksi dengan wheelchair basketball.
Basket kursi roda memiliki seni permainan tersendiri. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
"Ke depannya ada rencana balik lagi, membawa atlet-atlet luar negeri. Kita akan bawa 10-12 pemain kesini agar mereka bisa berlatih," tegas pebasket kursi roda yang pernah membela klub Amerika Serikat, Phoenix Suns, ini.
ADVERTISEMENT
Donald berharap program eksebisi basket kursi roda yang digarapnya ini mampu melahirkan komunitas di beberapa kota. Baginya dengan kelahiran komunitas atau klub tersebut akan mampu menghadirkan turnamen, sekaligus memermudah seleksi pemain untuk tim nasional.
Ketika ditanya potensi pemain yang baru kali pertama 'menyentuh' basket kursi roda, Donald menyatakan potensi di Bandung sangat tinggi.
Basket kursi roda punya potensi untuk terus berkembang, terutama di Bandung. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
"Mereka tidak takut untuk kontak, karena basket kursi roda ini kebanyakan kontak fisik. Sering jatuh. Kalau pertama kali main, pasti takut untuk main terlalu keras. Tapi saya ga lihat di sini (takut). Saya melihat mereka antusias dalam belajar olahraga ini," ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Bandung, Jumono, menyambut baik kegiatan tersebut terutama ketika melihat rekan-rekannya bersemangat mencoba cabang olahraga basket kursi roda yang baru pertama kali dicoba di Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
"Tadi sudah terlihat berani berbenturan, bahkan sampai terguling. Kedatangan Donald Santoso ke sini merupakan pengalaman yang baik untuk temen-temen bisa mendapatkan ilmu. Dan ke depan diharapkan bisa jadi atlet timnas Indonésia," ucapnya.
Para difabel juga bisa membanggakan negeri. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Kesempatan menjadi atlet basket kursi roda, kata Jumono, masih terbuka karena merupakan cabang olahraga yang mulai dipertandingkan dan terbilang masih baru untuk di Indonesia.
Namun, menurutnya, harus dibuat kegiatan-kegiatan yang terkait olahraga ini, agar ketika ada kejuaraan lokal maupun nasional para atlet sudah siap untuk bertanding. Di sisi lain, Jumono berharap NPCI mampu memasilitasi basket kursi roda, karena menurutnya olahraga ini sudah sampai di jenjang olimpiade.
Para difabel kini tak hanya diam terpatri, melainkan punya kesempatan untuk beprestasi. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
"Bisa saja NPCI memfasilitasi untuk nantinya masuk dalam satu cabor tingkat lokal dan nasional, agar saat ada pertandingan tingkat internasional kita sudah siap," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Jumono, meski basket kursi roda merupakan cabang baru, tetapi harus didukung. Apalagi, cabor ini merupakan peluang bagi atlet difabel karena belum banyak atlet yang terlibat di dalamnya.
Harapan berkembangnya basket kursi roda ini sangat terbuka, apalagi target yang diinginkan Donald ke depannya adalah Indonesia mampu bersaing di kancah internasional. Dirinya berharap tim basket kursi roda Indonesia mampu berbicara di wilayah Asia Tenggara masuk dalam jajaran lima besar, dan sedangkan di Asia bisa masuk dalam jajaran 10 atau 15 besar.
Tentu itu bukan keinginan Donald semata. Namun, keinginan para atlet difabel untuk memperbaiki mimpi sebagai bagian dari masyarakat Indonesia. (Agus Bebeng)