Konten Media Partner

Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia

27 Januari 2019 8:44 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Peserta Pasanggiri Pencak Silat se-Jawa Barat yang bertajuk 'Pangsi ISBI Jilid III'. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Segerombol anak muda berpakaian hitam berjalan tampak serius. Wajah mereka begitu tegang. Mulut mereka melafalkan do'a dengan golok, belati, kujang, clurit dan tongkat tergenggam erat di tangannya.
"Bismillah," ucap seorang anak yang mulai memainkan golok yang berkilat disentuh matahari.
Sebentar, jangan berprasangka jelek terhadap mereka. Mereka bukan hendak bermain nyawa atau ingin hadir sebagai Jawara. Mereka adalah peserta Pasanggiri Pencak Silat se-Jawa Barat yang bertajuk 'Pangsi ISBI Jilid III'.
Pangsi ISBI Jilid III (Panggih Pesilat Ibing Seni Beladiri) merupakan kegiatan yang diselenggarakan Mahasiswa Seni Tari Semester 5 Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya (ISBI) Bandung.
Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia (1)
zoom-in-whitePerbesar
Acara yang dimulai pada Selasa (22/1/2019) sampai Kamis diikuti oleh kurang lebih 400 Peserta dari tiap kota/kabupaten di Jawa Barat Bertempat di Pendopo Mundinglaya ISBI Bandung.
ADVERTISEMENT
"Ini merupakan kegiatan yang ke kali ke-3 dilaksanakan. Sebelumnya hanya sebatas kota Bandung, kini menjadi se-Jawa Barat karena melihat animo peserta yang demikian tinggi," ucap Gugum Cahyana, ketua pelaksana acara.
Selain sebagai ajang silaturrahmi dan ajang menguji mental murid perguruan kegiatan ini pun menurut Gugum sebagai bentuk perjuangan mereka agar Pencak SIlat diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia.
"Tema acara kali ini berjudul “Sareundeuk, Saigel, Sabobot, Sapihanean" yang dalam arti luas berarti Gotong Royong," tegasnya di sela berlangsungnya kegiatan.
Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia (2)
zoom-in-whitePerbesar
Selain menampilkan keragaman gerak silat dari berbagai perguruan yang terlibat dalam acara festival tersebut. Diberikan penghargaan kepada beberapa orang pesilat seperti Cecep Arif Rahman (pesilat, Aktor), Rd. H. Azis Asy’arie (tokoh Aliran Pencak SIlat Maenpo CIkalong), dan Masyarakat Pencak Silat Indonesia (MASPI) atas pengabdian dan dedikasi terhadap perkembangan Silat di dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan tersebut Sesepuh Silat Jabar Asep Gurwawan, menyatakan kebanggaannya melihat kegiatan yang diselenggarakan mahasiswa ISBI.
Bagi Asep Gurwawan yang telah lama malang melintang di dunia Pencak Silat, dan kerap diundang melatih di luar negeri kegiatan ini menjadi salah satu bentuk pewarisan budaya kepada anak muda.
"Animo peserta sangat tinggi, bahkan jika tidak dibatasi akan terus bertambah," ucapnya.
Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia (3)
zoom-in-whitePerbesar
Di sisi lain Asep berharap kegiatan Pangsi ISBI, bukan sebatas ajang memperlihatkan keindahan gerak, melainkan menjadi salah satu upaya penggalian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam beladiri silat.
Senada dengan hal tersebut Gugum berharap silat tidak hanya dipelajari sebatas beladiri semata, karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya memiliki pilosofi hidup yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Upaya mengenalkan sisi seni dan tradisi silat kepada seluruh lapisan masyarakat inilah yang menjadi latar belakang para mahasiswa ini mengadakan kegiatan.
Selain tentu sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah yang terus mengupayakan pencak silat sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity di Markas UNESCO Paris Perancis, November mendatang.
Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia (4)
zoom-in-whitePerbesar
Terlepas dari hal tersebut di atas, melihat antusias peserta yang terdiri dari anak-anak dan remaja tentunya keberadaan pencak silat tidak perlu dikhawatirkan. Meski gempuran beladiri asing datang dengan beragam karakteristik dan daya pikatnya, silat tetap mampu menjadi identitas kebangsaan.
Siang bergerak menuju senja. Suara kendang Pencak masih terdengar nyaring menapaki gerak para pesilat. Bocah-bocah berpakaian hitam masih terjaga, bercanda dengan senjata. Tak ada wajah lelah meski pupur dan gincu luruh dipeluk keringat.
ADVERTISEMENT
"Silat pantang punah di tanah sendiri," bisik seruling mendendang kidung rindu. (Agus Bebeng)
Menyelami Pencak Silat Sebagai Warisan Budaya Dunia (5)
zoom-in-whitePerbesar