Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Konten Media Partner
Merajut Bukan Milik Perempuan
13 Agustus 2018 8:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
![Merajut Bukan Milik Perempuan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534121309/Bandung_Kiwari_Mega_1_td2hly.jpg)
ADVERTISEMENT
Workshop “Mari Bung Rajut Kembali”, rangkaian acara dari 10th Anniversary of The Mogus, di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung. (Foto-foto: Mega Dwi Anggraeni)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Kemampuan merajut bukan hanya milik perempuan saja. Sebenarnya, jika mau, lelaki pun bisa mengerjakan keterampilan ini. Workshop inilah yang muncul di Selasar Sunaryo Galeri bertajuk “Mari Bung Rajut Kembali”.
Ada lebih dari 20 lelaki mengikuti kegiatan ini, salah satunya Geril Dwira. Dia dengan serius mengikuti workshop yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu. Awalnya, kesepuluh jarinya tampak kaku menjalin benang wool dengan menggunakan dua jarum rajut. Namun, lama-kelamaan Geril mulai terbiasa. Dan benang pun mulai terjalin.
Ini bukan kali pertama Geril bermain dengan benang dan dua jarum rajut. Sebelum mengenal teknik merajut, Geril pernah membuat tas dengan teknik crochet atau merenda. Teknik ini biasa hanya membutuhkan satu jarum yang disebut hakpen.
![Merajut Bukan Milik Perempuan (1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534121354/Bandung_Kiwari_Mega_4_gx8zw0.jpg)
“Dulu hasil crochet-nya suka dikasih-kasihin. Misal jadi satu tas kecil, terus ada yang minta, ya dikasihin aja,” katanya kepada Bandung Kiwari, di Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar Timur No.100 Bandung, akhir pekan kemarin.
ADVERTISEMENT
Geril mengaku sudah mulai menyukai berbagai jenis kerajinan tangan sejak lama. Dia bisa belajar banyak macam teknik membuat kerajinan tangan. Mulai dari kerajinan tangan dengan menggunakan tali, sampai menggambar. Hanya saja pekerjaan membuatnya mulai meninggalkan hobi.
Saat melihat iklan workshop “Mari Bung Rajut Kembali”, Geril segara datang ke Selasar Sunaryo Art Gallery dan mendaftar workshop. Bersama dengan lelaki-lelaki lainnya, Geril menghabiskan waktu selama dua jam penuh, berkonsentrasi, berusaha membuat rajutannya sempurna.
![Merajut Bukan Milik Perempuan (2)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534121401/Bandung_Kiwari_Mega_3_cycg17.jpg)
Meski begitu, lelaki kelahiran 26 tahun lalu itu belum bisa memastikan akan merajut apa. Menurutnya, untuk sementara waktu dirinya hanya akan melancarkan gerakan tangan dan kesepuluh jarinya. Jika sudah begitu, Geril baru bisa memastikan akan membuat apa dari teknik yang baru dipelajarinya.
ADVERTISEMENT
“Mari Bung Rajut Kembali” merupakan rangkaian acara dari 10th Anniversary of The Mogus, pameran yang digelar oleh Mulyana and Friends. Selain workshop merajut khusus untuk laki-laki, sebelumnya ada workshop “Monster Day”, khusus untuk anak-anak.
![Merajut Bukan Milik Perempuan (3)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534121443/Bandung_Kiwari_Mega_2_d8s3f6.jpg)
“Setiap pameran, saya memang selalu menggelar workshop, ngga melulu merajut. Hari ini saya mengajak teman-teman lelaki untuk merajut bersama,” jelas Mulyana sang Bapak The Mogus. (Mega Dwi Anggraeni)