Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar

Konten Media Partner
27 November 2018 12:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Warga Cigadung mengikuti Workshop Batik Pewarnaan Alam di studio Komar Batik Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Perjalanan menembus pagi yang dirundung mendung mengantar kaki melangkah menuju tempat produksi Batik Komar di daerah Cigadung, Bandung. Suasana ramai tetapi sepi, karena para pekerja tenggelam dalam desain dan olahan cairan lilin.
Beberapa ibu yang mengikuti workshop membatik acap kali memicingkan mata mengikuti lekuk garis yang membentuk imaji. Ketajaman mata yang dimakan waktu, berpacu dengan tenaga yang mendesak otot dan jari untuk tetap tenang, meski kadang goyah terbentur usia.
Tentu hal biasa melihat proses membatik di studio Batik Komar milik Komarudin Kudiya, lelaki yang memiliki mimpi besar untuk pelestarian batik Indonesia. Hari itu ada pelajaran penting yang ingin disampaikan Komar kepada para peserta workshop, yaitu bagaimana mengolah batik dengan pewarna alami.
ADVERTISEMENT
Warna merupakan salah satu unsur penting dalam menciptakan karya wastra (kain) batik yang indah. Karena tanpa warna yang sesuai dan tepat, tentu desain dan motif hadir tidak harmonis. Namun untuk mendapatkan warna tersebut, banyak para pebatik menggunakan pewarna kimia, sehingga tidak jarang menjadi polemik persoalan lingkungan.
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar (1)
zoom-in-whitePerbesar
Komarudin Kudya pemilik Batik Komar memerlihatkan bahan alam untuk pewarnaan batik yang bersumber dari lingkungan. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Meminimalisir resiko kerusakan lingkungan sekaligus memberikan pelatihan batik pewarnaan alami kepada masyarakat di Kelurahan Cigadung. Kegiatan pelatihan yang digelar Dinas KUKM Kota Bandung bekerja sama dengan Galeri Batik Komar ini melibatkan warga dari 12 RW, dengan harapan warga memiliki kecakapan dalam pembuatan batik dan mengenali bahan alam yang bisa digunakan untuk pewarnaan.
ADVERTISEMENT
“Dengan warna alami yang berasal dari berbagai bahan alam kita mengajak masyarakat memahami warna alam. Sekaligus kita mencoba melestarikan warisan ilmu pewarnaan dari orangtua kita dulu,” ucapnya sambil memantau pekerjaan para peserta workshop.
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar (2)
zoom-in-whitePerbesar
Menurut Komar pewarnaan alam bisa didapatkan dari banyak bahan yang selama ini terbuang dan terlupakan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut Komar memperlihatkan contoh kecil pewarna alam dari kulit kayu mahoni, daun sirsak, daun tarum, secang, tegeran jelawe, jambal dan lainnya. Dalam catatan Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Sekar Jagad terdapat 109 ragam tanaman yang mampu menghasilkan penghasil 37 jenis warna alami.
Demi mendapatkan warna alami, Komar pun berencana menanam bibit pohon tarum di sepanjang Sungai Citarum. Selain mendukung program Citarum Harum, Komar berharap kelak sepanjang Sungai Citarum akan ditumbuhi pohon tarum yang menjadi ikon sungai Citarum.
ADVERTISEMENT
“Dulu semasa penjajahan Belanda zat pewarna dari pohon tarum banyak diekspor ke Eropa untuk bahan pewarnaan kain jeans," tegasnya.
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar (3)
zoom-in-whitePerbesar
Upaya mengenalkan batik pewarna alam memang telah lama digarap Komar. Menurutnya selain mendapatkan bahan pewarna alam, kegiatan batik dengan warna alam pun memiliki korelasi penting terjaganya sumber daya hayati karena adanya saling keterkaitan antara pebatik dan tanaman.
“Selain masalah warna yang lebih awet, batik pewarna alam memiliki nilai jual tinggi. Sebabnya tiada lain karena ramah lingkungan,” lanjut Komar.
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar (4)
zoom-in-whitePerbesar
Terlepas dari hal di atas, Popon (52) peserta workshop merasa tertarik dengan pewarna alam yang bisa didapat dengan mudah di lingkungannya. Selain pengenalan bahan alam, Popon mengikuti pula pelatihan membatik, yang langsung dipantau Komar.
ADVERTISEMENT
“Senang terlibat kegiatan ini, karena jadi tahu apa itu batik,” ucapnya di sela kesibukan meniup lubang canting.
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar (5)
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa peserta lain, meski acap kali mengernyitkan jidat dan memicingkan mata, terlihat semringah mengikuti kegiatan pelatihan. Selain mengenal pewarna alam Komar berharap warga Cigadung memiliki kemampuan dalam membatik.
Hal tersebut untuk lebih mengentalkan pula kawasan Cigadung sebagai wisata batik Kota Bandung, di mana para warga Cigadung selain mengenal batik, pun mampu menghasilkan produk yang ramah lingkungan agar tidak berdampak pada lingkungan Cigadung sendiri.
Mewarnai Batik Secara Alami Ramah Lingkungan di Batik Komar (6)
zoom-in-whitePerbesar
Komarudin Kudya membimbing peserta pelatihan Batik Pewarna Alam di studio Komar Batik Bandung. (Foto-foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari)
Komar berharap, ke depan perajin batik di Jabar menggunakan pewarna alami untuk mengurangi dampak lingkungan sekaligus menjaga tradisi warisan pewarna dari leluhur. Bahkan untuk semakin mengenalkan batik pewarna alam kepada masyarakat luas, dirinya telah bekerjasama dengan pemerintah kota Bandung membuat pakaian batik untuk ASN di lingkungan pemkot Bandung. (Agus Bebeng)
ADVERTISEMENT