Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Pemerintah Harus Tata Ulang Daerah Lintasan Patahan Gempa Aktif Palu Koro
1 Oktober 2018 12:07 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Suasana pemukiman yang rusak akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). (Foto: ANTARA FOTO/BNPB/pras via kumparan)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Pemerintah diminta lakukan penataan ruang untuk daerah yang dilintasi oleh patahan gempa bumi aktif seperti di lempeng Palu Koro, Sulawesi Tengah. Patahan ini aktif bergerak empat centimeter tiap tahunnya.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menyarankan di lokasi patahan aktif, tidak dibangun bangunan yang menjadi startegis.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG Badan Geologi Sri Hidayati mengatakan, jika tetap bersikukuh membangun bangunan di lokasi patahan aktif maka harus bergeser beberapa meter dari patahan.
“Karena dipastikan bangunan tersebut roboh akibat pergerakan patahan. Atau yaitu mulai menyosialisasikan bangunan yang tahan gempa. Itu sebaiknya mulai kita pikirkan, kita mulai informasikan lebih ke masyarakat," kata Sri.
ADVERTISEMENT
Lempeng aktif Palu Koro sendiri terdiri dari beberapa segmen dari Selat Makasar, Palu sampai Saluti. Namun pergerakan segmen tersebut kata Sri, memiliki perbedaan tersendiri jika dilihat dari sisi dermafologi.
Sri menjelaskan sedangkan untuk mekanisme lempeng aktif yang terbagi dalam beberapa segmen hampir serupa. Patahan dari lempeng Palu Koro berbentuk tebing di kawasan Palu.
"Saya kira patahannya kelihatan di darat, juga jika ditarik garis lurus dilihat dari peta," ujarnya.
Terlihatnya patahan Palu Koro itu, maka PVMBG Badan Geologi menyarankan pemerintah setempat tidak memaksakan membangun bangunan strategis. Jika bersikukuh maka akan terjadi kembali kerusakan yang menimbulkan korban seperti akibat terjadinya gempa berkekuatan 7,4 beberapa waktu lalu.
Mengenai kerusakan Jembatan Kuning di Sulawesi akibat terjadinya gempa, Sri menyebutkan hal tersebut dikarenakan tidak kokohnya material bahan baku yang digunakan. Meski terjadi gelombang Tsunami yang melintas di daerah itu, tetapi dampak guncangan gempa yang besar merobohkannya.
ADVERTISEMENT
"Jadi rekomendasi lengkapnya menunggu dari tim yang berangkat kesana akan diberikan kepad pemda," tutur Sri.
PVMBG sudah mengirim tim yang tugas prioritasnya memeriksa kawasan Palu, Donggala, Poso. PVMBG juga berencana mengirimkan tim tambahan.
Hal itu dilakukan untuk membantu daerah yang terlewat dalam pemeriksaan yang kini tengah dilakukan. Karena jangka waktu pemeriksaan usai terjadinya gempa, hanya diberikan tenggat waktu selama satu pekan.
"Untuk kondisi batuannya sendiri di Palu Sulawesi Tengah terdiri dari susunan batuan sangat tua namun lapuk. Meski batuannya kompak, pelapukan itu yang memperkuat guncangan akibat gempa. Batuan termuda di daerah itu berumur jutaan tahun sampai puluhan ribu tahun lalu," jelas Sri.
Pelapukan batu tersebut tersebar sangat luas di seluruh Pulau Sulawesi, terutama di daerah Sulawesi Tengah. (Arie Nugraha)
ADVERTISEMENT