Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Bandung Kurang Maksimal

Konten Media Partner
28 September 2019 10:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Papan yang berisi harapan serta pengalaman pariwisata masyarakat di Kota Bandung. (Assyifa)
zoom-in-whitePerbesar
Papan yang berisi harapan serta pengalaman pariwisata masyarakat di Kota Bandung. (Assyifa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BANDUNG, bandungkiwari - Sektor pariwisata Kota Bandung saat ini menyumbang sekitar 33 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD). Angka ini dinilai masih bisa dimaksimalkan lagi ke depannya. Meski begitu, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyebutkan, bahwa penting untuk meningkatkan PAD secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
"Kalau 100 persennya satu triliun, 33 persennya 330 miliar. Nah, kita berusaha juga 100 persennya (PAD) menjadi dua triliun atau tiga triliun," ujar Yana di Taman Dewi Sartika Kota Bandung, Jumat (27/9). Yana menambahkan, pariwisata memang menyumbang PAD karena memiliki multiplier effect terhadap bidang yang lainnya, seperti hotel, makanan, atau pembelanjaan yang lainnya.
Menurut Yana, peningkatan PAD, utamanya di sektor pariwisata bisa dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya adalah peningkatan infrastruktur. Tak hanya itu, Yana menyebutkan mengenai pentingnya terus melakukan inovasi terhadap kemasan produk.
"Wisatawan itu kan berkesan ingin mencoba, tapi kalau dia datang terus enggak berkesan, dia enggak mau datang lagi. Padahal, kita ingin dia bukan hanya sekadar sekali datang, tapi long stay juga. Karena dengan semakin lama dia di sini, dia spend money-nya makin besar. Pasti berdampak," tutur Yana.
ADVERTISEMENT
Sementara, Kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari menyebutkan, bahwa untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata, Disbudbar Kota Bandung tidak bisa bekerja sendirian. "Itu justru ada peran serta dari industri juga, dari pengusaha pariwisata juga, dalam rangka mereka meningkatkan pelayanan," ungkap kepala dinas yang akrab disapa Kenny.
Selain itu, Kenny menegaskan, perlunya peningkatan infrastruktur di Kota Bandung. Tak hanya inklusif dan ramah terhadap semua wisatawan ataupun masyarakat, berbagai infrastruktur atau sarana prasarana juga dapat menjadi daya tarik pariwisata di Kota Bandung. "Kita desain sedemikian rupa, selain melihat fungsinya, juga kita melihat estetika atau desain arsitekturnya," imbuh Kenny.
Kenny pun mengaku telah membuat peta kerja guna meningkatkan kualitas pariwisata di Kota Bandung. "Misalnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) harus bagaimana, Dinas Tata Ruang (Distaru) harus seperti apa, Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan, kemudian Dinas Kesehatan (Dinkes), dan lain sebagainya," bebernya. Begitu pula dengan industri pariwisata, seperti hotel.
ADVERTISEMENT
Kenny juga berharap, industri pariwisata dapat memberikan informasi mengenai pariwisata Kota Bandung secara sustain atau terus menerus. Salah satu contohnya, hotel, cafe, ataupun restoran, tak hanya mempromosikan usahanya, tetapi industri tersebut diharapkan juga melakukan promosi mengenai Kota Bandung.
"Karena APBD untuk mencetak leaflet atau apa pun itu sangat terbatas. Terbayang yang katanya Kota Bandung kunjungan rata-rata enam juta wisatawan setiap tahunnya, asumsi satu wisatawan butuh satu flyer, itu berarti harus ada enam juta flyer harus diproduksi oleh Kota Bandung," pungkasnya. (Assyifa)