Penjara Bung Karno di Bandung Andalkan Sumbangan Pengunjung

Konten Media Partner
18 Desember 2018 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjara Bung Karno di Bandung Andalkan Sumbangan Pengunjung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Situs Penjara Banceuy. (Tiara Ayudini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Kecil. Sempit. Terlupakan. Tiga kata itu yang menggambarkan bagaimana keadaaan penjara Banceuy yang menjadi bekas sel tahanan Presiden pertama RI Sukarno.
Penjara Banceuy berdiri di tengah ramainya Jalan Banceuy, Kota Bandung, di antara ruko-ruko dan gedung perkantoran.
Ahmad (52) yang bertugas sebagai penjaga penjara Banceuy menjelaskan, pada awalnya penjara Banceuy terdapat 16 sel tahanan politik di mana masing-masing 8 sel menghadap arah timur dan arah barat.
Di penjara ini, Ir. Soekarno dan beberapa rekannya, yaitu R. Gatot Mangkupraja, Soepriadinata, dan Maskoen mendekam selama satu tahun setelah ditangkap di Yogyakarta atas tuduhan pemberontakan oleh pemerintah Belanda.
Dari sekian banyak sel tahanan yang ada, Ir. Soekarno menempati sel tahanan nomor 5 yang hanya berukuran 1,46 meter x 2,1 meter. Di dalam sel tahanan tersebut tersusun rapi sebuah tikar anyaman, piring dan gelas untuk makan, sebuah buku dan pispot sebagai tempat untuk buang air.
Penjara Bung Karno di Bandung Andalkan Sumbangan Pengunjung (1)
zoom-in-whitePerbesar
Patung Bung Karno di situs Penjara Banceuy. (Tiara Ayudini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University)
ADVERTISEMENT
Di ruangan ini pula, Ir. Soekarno menulis pidato pembelaan (pledoi) yang berisi keinginan untuk merebut kembali kekuasaan Indonesia yang kemudian dibacakan saat sidang di Gedung Landraad (kini Gedung Indonesia Menggugat).
Seiring berjalannya waktu, penjara Banceuy pun mulai tergerus zaman. Pada tahun 1983, bangunan penjara ini dirobohkan dan dibangun ruko-ruko bisnis maupun gedung perkantoran. Hanya tersisa satu sel tahanan bekas Ir. Soekarno dan satu menara pengawas saja.
Menurut Ahmad, selama mengurus situs sejarah tersebut biaya operasional bersumber dari dermawan atau pengunjung.
“Biaya operasional seperti listrik dan air berasal dari pengunjung yang berkenan memberikan sumbangan sukarela. Jika hanya mengandalkan sumbangan dari pengunjung saja tidak cukup. Terkadang saya mencari dana tambahan dengan menjaga toilet di dekat sini,” jelasnya.
Penjara Bung Karno di Bandung Andalkan Sumbangan Pengunjung (2)
zoom-in-whitePerbesar
Bagian dalam situs Penjara Banceuy. (Tiara Ayudini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University)
ADVERTISEMENT
Namun jumlah pengunjung yang datang ke penjara Banceuy juga terbatas. “Yang ke sini mah kadang-kadang yang peduli sejarah. Sering, orang-orang datang ke sini kebanyakan cuman selfie-selfie aja bukan menggali sejarah. Jadi udah terlupakanlah,” ungkap Ahmad.
Miris memang, disaat kita menyuarakan tentang menghargai sejarah, namun disisi lain salah satu situs sejarah malah terlupakan.
Penulis: Tiara Ayudini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University