Pentingnya Pendekatan Keluarga bagi Waria Anak

Konten Media Partner
30 Agustus 2019 22:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pentingnya Pendekatan Keluarga bagi Waria Anak
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Waria selama ini seakan lekat dengan stigma negatif. Berbagai label-label negatif seakan disematkan oleh masyarakat untuk para waria. Tak terkecuali waria yang masih di bawah umur.
ADVERTISEMENT
Di Jawa Barat ada sebuah organisasi yang digerakkan oleh para waria yang akrab dikenal dengan nama Srikandi Pasundan. Jumlah waria yang terhimpun dalam database Srikandi Pasundan kini mencapai angka 3000, beberapa di antaranya masih di bawah usia 18 tahun.
Saat ini, Srikandi Pasundan memiliki aturan yang berkaitan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak. Ketika ditemukan anak yang masih di bawah 18 tahun, Srikandi Pasundan lebih menekankan pendekatan terhadap keluarga. "Terkait tentang bagaimana kamu (anak) harus dekat sama keluarga," tutur Manajer Program Peduli di Srikandi Pasundan, Berbie Gita di Bandung, Kamis (29/8).
Sementara, dalam melakukan pendampingan kepada waria yang sudah remaja, penjelasan yang diberikan oleh Srikandi Pansundan pun jauh lebih berkembang. Di antaranya mengenai penerimaan di masyarakat, organ reproduksi, serta perjuangan hak.
ADVERTISEMENT
Srikandi Pasundan pun melakukan pendekatan kepada masyarakat. Salah satu caranya melalui kegiatan seni dan olahraga. Menurut Berbie, kegemaran waria terhadap seni dan olahraga menjadikan keduanya sebagai jalan untuk mendekati dan berbaur dengan masyarakat.
"Akhirnya kita menggunakan voli, kita diundang kemana-mana. Bahwa sebetulnya, waria baik-baik saja kok, tidak ada yang berbeda, tidak ada yang salah dengan waria," tutur Berbie. Hal ini menunjukkan, meski terdapat penolakan di beberapa elemen masyarakat, tetapi terdapat masyarakat yang menerima eksistensi dari waria.
Srikandi Pasundan juga memiliki berbagai kegiatan yang mendukung Program Peduli yang diinisiasi oleh Konfederasi Anti Pemiskinan (KAP) Indonesia. Salah satunya adalah melakukan advokasi kreatif kepada masyarakat terkait dengan penerimaan waria di lingkungan masyarakat.
Selain itu, terdapat forum warga yang menunjukkan, bahwa waria memiliki potensi dan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat. "Kalau kita ngomongin kelemahan terus, kapan kita mau maju? Akhirnya saya lebih mengedepankan, ini potensi," tegas Berbie.
ADVERTISEMENT
Bahkan, saat ini para waria pun dilibatkan dalam berbagai pelatihan, seperti pemahaman hukum. Sementara, untuk pelatihan keterampilan, Srikandi Pasundan bekerja sama dengan Kementerian Sosial serta Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.
Berbie pun mengaku, sedang berusaha mendorong Dinas Sosial Kota Bandung dalam pemberdayaan waria. Berbie menegaskan, pada dasarnya tidak perlu ada pelatihan khusus waria. Dalam hal ini, waria dapat mengikuti program pelatihan masyarakat. "Saya belajar inklusif dong. Saya setara dan saya semartabat, tidak ingin dispesialkan," tutur Berbie.
Srikandi Pasundan juga melakukan advokasi yang berkaitan dengan layanan pemerintahan. Menurut Berbie, saat ini advokasi yang dilakukan oleh Srikandi Pasundan masih di koridor akses layanan kesehatan, akses bantuan sosial, ataupun akses pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Namun, Berbie juga selalu menegaskan pada pemerintah, bahwa waria bukanlah Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial. (Assyifa)
ADVERTISEMENT