Konten Media Partner

Perencanaan Pembangunan Tol Dalam Kota dan Jalan Layang di Bandung Bertabrakan

4 Januari 2019 13:19 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perencanaan Pembangunan Tol Dalam Kota dan Jalan Layang di Bandung Bertabrakan
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, Bandung. (Iman Herdiana)
BANDUNG, bandungkiwari – Titik pembangunan dua jalan layang atau flyover yang direncanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kemungkinan bakal berubah. Hal itu sebagai dampak apabila pembuatan tol dalam kota atau North South Link (NS Link) jadi dilaksanakan.‎
ADVERTISEMENT
‎Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Arif Prasetya mengatakan rancangan pembangunan tol dalam kota melewati dua titik jembatan layang yang telah direncanakan sebelumnya. Yaitu di persimpangan Jalan Laswi-Jalan Gatot Subroto dan di perempatan Jalan Jakarta menuju Jalan Supratman.
‎Untuk itu khusus di dua titik tersebut Arif sudah meminta kepada PT. Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) ‎sebagai pelaksana proyek, agar jalan tol dalam kota dibuat dengan sistem jalan bawah tanah atau underpass.
"Saya sudah sampaikan ada yang bersinggungan tadi ya. Jadi yang tadinya kita akan membuat flyover di dua lokasi, kami juga meminta supaya karena kita juga kan sudah punya DED (Detail Engeenering Design) dan tidak bisa kita pindahkan seenaknya. Kami minta supaya bisa membantu pemerintah kota dengan underpass," kata Arif di Bandung.
ADVERTISEMENT
Guna merealisasikan penambahan jalan layang, Pemkot Bandung mendapatkan‎ hibah dari Korea Selatan sebanyak dua buah jembatan. Kemudian ada tambahan dua jembatan layang lagi yang akan diberi bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
Arif pun menyatakan bakal memindahkan pembuatan jalan layang ke titik lain apabila pembuatan tol dalam kota terealisasi. Salah satu yang berpeluang besar yakni di Jalan Pajajaran memotong Jalan Pasir Kaliki.
"Gatot Subroto yang kita pindahkan nanti rencananya ke Jalan Pajajaran-Pasirkaliki dari arah Husein (bandara) ke Pabrik Kina itu akan naik di atas. Dua ruas namun yang untuk satu arah," ucap dia.
Kemudian untuk satu titik berikutnya Arif masih belum mendapat gambaran lokasi yang paling memungkinkan dibuatkan jalan layang. Karena selain mengacu pada efektifitas penuntasan masalah, juga turut dipertimbangkan ‎efisiensi pembuatan jalan layang agar bisa dibangun dalam kurun waktu yang memadai.
ADVERTISEMENT
‎"Satu lagi kita sedang mencari tadinya mau di Kircon flyover kita sambung lagi dengan flyover (pindah) cuman terjadi kurang harmonis kelihatannya, karena disitu kan ada flyover. Pengennya di Garuda tapi kita harus membebaskan lahan ini yang paling lama nanti," jelasnya.‎
Dikabarkan sebelumnya, pembuatan jalan tol dalam kota direncanakan menggunakan sistem 'elevated road' atau melayang di atas jalan yang sudah ada. Di mana titik awal masuk ke ‎tol dalam kota ini dari tol Pasir Koja lalu berbelok di Jalan Lingkar Selatan lalu lurus mengusuri Jalan Peta, Jalan BKR, Jalan Pelajar Pejuang, Jalan Laswi, dan berbelok ke Jalan Sukabumi untuk masuk ke Jalan Supratman sampai berakhir di Jalan Pusda'i.
Arif menyampaikan agar PT. CMLJ juga tidak hanya membuatkan saja, namun juga bisa turut mendanai pembangunan jalan bawah tanah. Sebab, ‎dia menyatakan untuk pembuatan dua jalan layang tersebut sudah dibuatkan-DED nya, serta dari pendanaan awal yakni bersumber dari dana hibah yang diperuntukan pembuatan jalan layang.
ADVERTISEMENT
"Kalau dari segi kita membuat flyover nanti dia di atasnya lagi flyover itu, itu mereka bilang tidak visible untuk tingginya jalan tol tersebut. Nah makanya saya minta tolonglah bantu kami dengan underpass," katanya.(Utara Jaya)