Pipa Terbakar, Pertamina Mengaku tidak Mendapat Informasi Pengeboran

Konten Media Partner
24 Oktober 2019 7:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kendaraan berat terlihat di lokasi kebakaran pipa Pertamina di Cimahi, Rabu (23/10). (Foto-foto: Assyifa/bandungkiwari)
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kendaraan berat terlihat di lokasi kebakaran pipa Pertamina di Cimahi, Rabu (23/10). (Foto-foto: Assyifa/bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
CIMAHI, bandungkiwari - PT Pertamina hingga saat ini belum bisa memastikan penyebab utama kebakaran pada pipa BBM miliknya Pertamina yang terjadi di area Kampung Mancong RT 02 RW 01, Kelurahan Melong, Kota Cimahi, Jawa Barat, tepatnya di pinggir jalan tol Padalarang - Buah Batu KM 130, Selasa (22/10).
ADVERTISEMENT
Dari pantauan bandungkiwari Rabu (23/10) pipa yang terbakar memang berada di lokasi proyek pembangunan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Bandung-Jakarta. Ada kendaraan berat yang diparkir di lokasi, sedangkan di sekitarnya penuh dengan genangan bensin bercampur air di sekitar pipa Pertamina tersebut.
Dewi Sri Utami dari Unit Manager Communication & CSR PT Pertamina MOR III mengatakan Pertamina sudah melakukan koordinasi dengan pihak kontraktor mengenai proyek tersebut. Namun, tidak ada informasi mengenai kegiatan pengeboran yang dilakukan pada hari kejadian. "Untuk kegiatan kemarin, tidak ada izin yang disampaikan kepada kami," kata Dewi.
Ia menambahkan, bahwa peta lokasi seharusnya telah diketahui oleh pihak kontraktor. Termasuk informasi mengenai adanya pipa ataupun jarak maksimal dalam melakukan pengeboran, yaitu 3-5 meter.
ADVERTISEMENT
Belum ada pernyataan resmi dari pihak kontraktor atau pekerja proyek KCIC berkaitan dengan pekerjaan pengeboran ini. Sepuluh orang yang saat kejadian berada di lokasi langsung diperiksa oleh polisi. “Kami langsung melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang bekerja pada saat kejadian. Namun demikian, proses pemeriksaannya sedang berjalan di Polsek," ujar Kepala Polisi Sektor (Kapolsek) Cimahi Selatan, Sutarman.
Ia menambahkan, bahwa saat ini sedang menunggu kedatangan dari pihak Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) di Polsek Cimahi. "Kita belum bisa menentukan ada kaitan atau tidak ada kaitannya. Tapi yang jelasnya, kita membuat terang peristiwa yang terjadi," katanya. Nantinya, ada ada sepuluh pekerja KCIC berkewarganegaraan Indonesia yang kan dimintai keterangan.
Menurut Dewi, selain menunggu hasil pemeriksaan polisi, Pertamina juga belum tahu pasti berapa nilai kerugian yang dialami akibat kebakaran ini. "Karena kita masih fokus penanganan ini (lapangan) terlebih dahulu," tuturnya. Ia menambahkan, ketika penanganan di lapangan telah selesai dilakukan, maka kerugian secara operasional maupun aset-aset lainnya akan dihitung.
ADVERTISEMENT
Kerugian juga termasuk jumlah minyak yang keluar akibat kebakaran. "Semoga ini cepat pulih. Yang penting kita bersama-sama berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)," ujar Dewi.
Dewi mengaku, saat ini pihak Pertamina masih fokus dalam melakukan penanganan lapangan pasca kejadian. "Memang saat ini kami belum menghubungi ke warga karena kita fokus ke sini dulu, supaya penanganannya selesai, sudah dingin, sudah tidak bahaya, sudah tidak berisiko dan lain sebagainya," tuturnya.
Meski keran bahan bakar minyak yang mengaliri pipa tersebut telah ditutup, tetapi pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) pun dinyatakan aman. Dewi menyebutkan, terdapat beberapa Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) penyangga di sekitar Jawa Barat yang akan membantu penyuplaian BBM.
ADVERTISEMENT
TBBM Cikampek dinyatakan dapat membantu suplai BBM untuk wilayah Purwakarta. Sementara, TBBM Tasikmalaya dapat membantu suplai untuk wilayah Bandung Selatan dan sekitarnya. Selain itu masih ada TBBM Balongan dan Pelumpang yang juga dapat digunakan untuk memasok BBM.
Pada dasarnya, pipa yang terbakar tersebut merupakan salah satu jalur penyaluran BBM dari Ujung Berung menuju ke Padalarang, guna mempercepat penyaluran dibandingkan dengan menggunakan tanki. Sehingga, saat ini penyaluran pun menggunakan tanki. "Selama masih ada alternatif untuk penyaluran dengan tanki di jalur darat, itu masih bisa kita cover," kata Dewi (Assyifa).