Potret Wayang Cepak Indramayu yang Terdesak Zaman

Konten Media Partner
21 Juni 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret Wayang Cepak Indramayu yang Terdesak Zaman
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Ki Akhmadi memperlihatkan Wayang Cepak miliknya yang berusia kurang lebih 300 tahun. (Foto: Agus Bebeng/Bandungkiwari.com)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Di masanya, Ki Akhmadi dalang wayang cepak Indramayu yang terkenal. Namun seiring perkembangan zaman, Ki Akhmadi yang kini berusia 71 tahun, tak banyak menggelar pergelaran wayang khas Indramayu.
Bahkan generasi muda banyak yang tidak tahu wayang cepak, atau mungkin asing dengan kesenian khas Jawa Barat sejenis wayang golek ini.
Menurut Ki Akhmadi perbedaan Wayang Golek Cepak dengan Wayang Golek Purwa terletak pada bentuk wayang yang tidak meruncing dengan mahkota yang cepak atau papak (rata). Kata cepak yang berarti rata itu pulalah yang menjadi idiom penamaan wayang cepak.
Potret Wayang Cepak Indramayu yang Terdesak Zaman (1)
zoom-in-whitePerbesar
Dalam pelakonan, wayang cepak tidak terpaku pada pakem wayang umum yang bercerita kisah Mahabarata atau Ramayana. Dalang wayang cepak lebih berkisah tentang para raja yang terdapat dalam sejarah atau babad. Seperti kisah tokoh Islam Cirebon; Nyi Mas Gandasari, atau Ki Kuwu Sangkan.
ADVERTISEMENT
Bisa pula menceritakan kisah terbentuknya wilayah Indramayu yang diawali cerita Endang Darma, pendekar perempuan yang berakhir dengan pertarungannya melawan Pangeran Wiralodra.
Potret Wayang Cepak Indramayu yang Terdesak Zaman (2)
zoom-in-whitePerbesar
Sebagaimana wayang kulit di Jawa, wayang cepak juga diyakini menjadi mediom penyebaran agama Islam. Sebelum pementasan, ki dalang selalu membaca kalimat Tauhid ‘Laa ilaaha illallah, Muhammad Rasulullah’ yang disertai menggerakkan Gunungan Wayang.
Hal itu dilakukan selain karena pakem, juga konon wayang cepak pertama kali dipentaskan oleh Sunan Gunung Djati sebagai media dakwah untuk menarik masyarakat Cirebon agar masuk ke dalam ajaran agama Islam.
Potret Wayang Cepak Indramayu yang Terdesak Zaman (3)
zoom-in-whitePerbesar
Saat ini, pementasan wayang cepak yang dilakukan Ki Akhmadi bisa terhitung dengan jari dalam setahunnya. Wayang cepak kalah sama hiburan kekinian.
Ki Akhmadi pun tak lagi mengandalkan profesinya sebagai dalang. Untuk menutup kebutuhan hidup, ia membuka warung kecil di dalam rumahnya di Anjun, Indramayu.
Potret Wayang Cepak Indramayu yang Terdesak Zaman (4)
zoom-in-whitePerbesar
Ki Akhmadi pemilik grup kesenian tradisional Wayang Cepak “Sekar Harum”. Ia generasi ke-5 dari penerus Dalang Wayang Cepak, yang diawali dari Ki Pugas, Ki Warya, Ki Koja, dan Ki Salam.
ADVERTISEMENT
Koleksi wayang cepak Ki Akhmadi diperkirakan lebih dari 300 tahun. Beberapa koleksinya sempat dijual karena masalah ekonomi. Ia juga pernah menjual 1 set gamelan. (Agus Bebeng)