Konten Media Partner

Rosid, Pelukis Terkenal yang Lahir dari Keluarga Petani

5 September 2018 14:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rosid, Pelukis Terkenal yang Lahir dari Keluarga Petani
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Seniman Rosid dan koleksi alat tradisional pertanian. (Foto: Iman Herdiana/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Setiap orang bisa melukis, minimal mengguratkan kuas. Tapi hanya sedikit yang menekuni seni rupa ini sebagai guratan jalan hidupnya sebagaimana yang dijalani Rosid, seniman pemilik Rumah Budaya Rosid yang instagramable. Rumah asri dan eksotis ini pernah dikunjungi Anies Baswedan yang kini Gubernur DKI.
Rosid memutuskan menempuh jalan seni rupa sejak tamat SMA pada 1989. Waktu itu Orde Baru sedang berkuasa. “Sekeluar SMA sampai sekarang saya melukis saja,” kata Rosid, saat berbincang di Rumah Budaya Rosid, Jalan Cigadung Raya Tengah, Bandung, baru-baru ini.
Rosid sudah mengalami pahit getirnya seni rupa. Tiga belas tahun setelah bergelut dengan kuas dan kanvas, ia baru bisa memetik hasilnya. Tahun 2002, empat tahun setelah rezim Orde Baru tumbang digantikan orde reformasi, ia berkesempatan pameran di Selasar Sunaryo Artspace, studio milik pelukis terkenal Sunaryo.
ADVERTISEMENT
“Dari pameran di Selasar saya dapat rejeki, pengin bikin studio. Saya bilang ke Pak Naryo, saya bisa beli rumah dan lahan. Kata Pak Naryo bagus jadikan saja studio,” tutur Rosid.
Tahun 2006 ia membeli lahan kosong yang menjadi cikal bakal Rumah Budaya Rosid. Dulunya, lahan tersebut menjadi tempat pembuangan sampah, kontur tanahnya miring dan ditumbuhi belukar. Rosid harus membangun fondasi untuk mengubah kontur tanahnya agar rata.
Di situ ia mendirikan saung (gubuk) dari bekas lumbung padi yang didatangkan dari Jawa Timur. Ia lalu mengumpulkan peralatan pertanian dan rumah tangga tradisional seperti bajak yang biasa ditarik kerbau, garu, lesung-lesung dari kayu gelondongan, dan peralatan dapur tradisional yang kini tak lagi dipakai oleh masyarakat modern.
Rosid, Pelukis Terkenal yang Lahir dari Keluarga Petani  (1)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi alat tradisional di Rumah Budaya Rosid. (Foto: Iman Herdiana/Bandungkiwari)
ADVERTISEMENT
Di sela semangat mengoleksi benda-benda tradisional, Rosid mulai membangun galeri, kafe, dan tempat parkir. Tempat tersebut menjadi satu kompleks yang kemudian menjadi bagian dari Rumah Budaya Rosid. “Jadi proses tinggal di sini saya sangat merasakan dari nol, dari tempat kecil,” tuturnya.
Rumah Budaya Rosid yang menempati lahan 1.200 meter persegi ibarat museum pertanian. Orang akan nyaman tinggal lama-lama di bale yang penuh dengan berbagai macam perabot tradisional, ada lumbung padi dan padinya, wadah nasi dari kayu, cangkir-cangkir logam, tungku pembakaran, dan benda-benda khas pedesaan lainnya.
Rosid menuturkan, benda-benda tersebut didatangkan dari berbagai tempat sampai luar kota. Baginya, barang-barang tradisional menyimpan spirit yang tak dimiliki benda-benda modern. Benda-benda tersebut diyakini menyimpan energi positif bagi profesinya sebagai pelukis. Jika sedang jenuh melukis, ia sering menyepi di gubuknya. Tak jarang ia merasa diterapi atau mendapat inspirasi.
ADVERTISEMENT
“Ke sini kayak pulang kampung waktu hidup dengan orang tua dulu,” katanya.
Ia biasa memakai tungku untuk merebus umbi-umbian. Kadang ada burung yang singgah mematuk padi-padi yang menguning yang sengaja menjadi hiasan gubuk. “Benda ini memiliki nilai sejarah dan energi, bisa bersinergi dengan siapa pun bukan hanya dengan manusia tapi juga dengan sasama makhluk,” terangnya.
Rosid, Pelukis Terkenal yang Lahir dari Keluarga Petani  (2)
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi alat pertanian tradisional di Rumah Budaya Rosid. (Foto: Iman Herdiana/Bandungkiwari)
Dalam seminggu, dua sampai tiga kali Rumah Budaya Rosid dikunjungi wisatawan local, mulai ibu-ibu arisan sampai anak sekolah dan gurunya. Mereka berselfie dan makan siang dengan nasi lewet. Menurut mereka, benda-benda tersebut mengingatkan pada masa lalu, pada kakek nenek yang sudah tiada. Ada juga yang sengaja datang untuk prewedding.
ADVERTISEMENT
Rosid membangun rumah budaya tak lepas dari dedikasinya untuk kedua orang tuanya, Yapin dan Sutijem, pasangan suami istri yang hidup dari lahan pertanian di Pangandaran. Dari orang tuanya Rosid menimba teladan. Dan orang tua merupakan sosok-sosok yang harus dihormati anak-anaknya.
“Saya contohkan kepada anak agar menghargai orang tua. Saya mendapat energi dari bapak saya, dari pertanian. Petani bukan cuma bapak saya, tapi ada jutaan petani yang harus dihargai,” katanya. (Iman Herdiana)