Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
RSAU Salamun Bandung Raih Akreditasi Paripurna Bintang Lima
25 Agustus 2018 10:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Penjabat Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Iriawan di RSAU Salamun, Jalan Ciumuleuit, Bandung. (Humas Pemprov Jabar)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Rumah Sakit Angkatan Udara (RSAU) dr. M Salamun, Jalan Ciumbuleuit, Bandung, meraih akreditasi Paripurna atau Bintang Lima dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). RSAU Salamun merupakan RS TNI pertama yang terkakreditasi Paripurna dengan standar Standar Nasional Akreditasi Rumah sakit (SNARS) edisi pertama 2018.
Pemberian Sertifiat Paripurna dengan Nomor Sertifikat: KARS-SERT/11/VI/2018 yang ditetapkan di Jakarta, 10 Agustus 2018 ini diberikan oleh Sekretaris Eksekutif KARS Djoti Atmodjo kepada Kepala Staf TNI Angakatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
Kemudian, sertifikat diserahkan KSAU kepada Kepala RSAU dr. M Salamun Kolonel Kes. dr. Asnominanda, Sp.THT-KL dalam acara yang dirangkai dengan acara Peletakan Batu Pertama, Renovasi, dan Pengembangan Ruang Rawat Inap Kelas Tiga (tiga lantai), Peresmian Cathlab, Renovasi IGD, dan Tempat Penitipan Anak (TPA) Salamun di RSAU dr. M. Salamun, Jumat (24/8/18), dikutip dari siaran persnya.
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Penjabat Gubernur Jawa Barat H. Mochamad Iriawan mengatakan, dengan diraihnya Akreditasi Paripurna ini RSAU Salamun menjadi salah satu RS rujukan di Jawa Barat. Terlebih setiap harinya RSAU Salamun menerima pasien tidak hanya dari kawasan Bandung Raya saja namun juga daerah lain di Jawa Barat.
“Keberadaan Rumah Sakit Salamun ini sangat bermanfaat besar untuk masyarakat Jawa Barat, baik masyarakat yang ada di Bandung Raya ataupun daerah lain di Jawa Barat,” ujar Iriawan.
“Rumah sakit ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dalam tugas operasi militer selain perang. Ini wujudnya,” lanjutnya.
Pemda Provinsi Jawa Barat telah memberikan bantuan dana hibah untuk pengembangan RSAU Salamun. Pemberian hibah tahap pertama pada 2017 sekitar Rp 5 Miliar untuk membuat DED Gedung A dan B, serta untuk membeli alat kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hibah tahap dua diberikan pada tahun ini sebesar Rp 18,5 Miliar untuk membangun Gedung A, yaitu gedung rawat inap Kelas Tiga (tiga lantai) yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Iriawan dan KSAU.
“Mudah-mudahan dengan terwujudnya bangunan ini, akan lebih bisa menampung lagi khususnya untuk masyarakat Bandung dan sekitarnya hingga masyarakat Jawa Barat,” tutur Iriawan.
“Karena kita lihat rumah sakit ini sudah mendapatkan Akreditasi Paripurna di mana standarnya sudah sesuai, sehingga tidak usah ragu-ragu lagi masyarakat sekitar berobat atau rawat inap di Rumah Sakit Dokter Salamun ini,” sambungnya.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa sertifikat Akreditasi Paripurna ini harus diimbangi dengan peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan kepada pasien.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kata Yuyu, RSAU Salamun perlu mengembangkan fasilitas. Salah satunya pembangunan gedung rawat inap Kelas Tiga.
Biaya pembangunan gedung tersebut berasal dari dana hibah Pemda Provinsi Jawa Barat. “Oleh karena itu, saya atas nama institusi TNI Angkatan Udara mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada Pemprov Jawa Barat,” ungkap Yuyu dalam sambutannya.
“Dengan bertambahnya kapasitas rawat inap di RSAU dokter M Salamun, saya berharap rumah sakit ini dapat menjalankan amanah pelayanan kesehatan demi kepentingan warga TNI dan masyarakat Jawa Barat,” lanjutnya.
Sementara itu, Sekretaris Eksekutif KARS Djoti Atmodjo mengungkapkan, bahwa sebuah akreditasi rumah sakit yang dilakukan tidak hanya berupa dokumen. KARS mempunyai standar akreditasi bahwa survei pun menjadi bagian dari proses visitasi.
ADVERTISEMENT
“Akreditasi itu bukan hanya dokumen, selama lima tahun itu yang terus saya dengungkan. Dan sekarang sudah menjadi standar kami di KARS bahwa survei pun harus by scenario,” tukas Djoti.
“Itu pun yang kami dapatkan pada waktu ini (RSAU Salamun) mempersiapkan akreditasi kedua. Dan beban itu pada Karumkit (Kepala Rumah Sakit) yang sekarang. Dan beliau (Karumkit) baru menjabat, bagaimana upaya yang luar biasa dari Karumkit yang baru menjabat dan teman-teman sekalian (RSAU Salamun),” tambahnya.
Selain itu, Djoti juga mengungkapkan bahwa akreditasi RS ketiga akan dilakukan Redosko. Dimana pada saat visitasi akan dilakukan konfirmasi kepada pasien tentang pelayanan yang dilakukan dokter.
“Dan nanti pada akreditasi yang ketiga, bapak/ibu akan sudah menggunakan metode yang kami sebut dengan Redosko. Bahwa semua orang harus bisa dilakukan wawancara. Dokter akan melakukan pemeriksaan. Apa hak pasien yang harus anda pahami dan saya akan konfirmasi. Redosko, “ko” adalah konfirmasi. Apakah betul bahwa semua pasien setelah dilayani mendapatkan penjelasan,” papar Djoti.
ADVERTISEMENT
“Itulah kekurangan kita saat ini bahwa dokter sangat pelit memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya. Dan Alhamdulillah bahwa tahapan itu sudah dilalui dengan baik oleh Rumah Sakit Salamun ini,” terangnya. (Iman Herdiana)