Setelah Sehari Menjabat Kepala Madrasah, Santri Bikin Tulisan Curhat

Konten Media Partner
14 Februari 2019 14:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Naufal Rifqi Assausan, santri di Ponpes Persis 110 Manba’ul Huda Tingkat MAS/Mu’allimin Manba’ul Huda, yang menjadi kepala madrasah. (Iman Herdiana)
zoom-in-whitePerbesar
Naufal Rifqi Assausan, santri di Ponpes Persis 110 Manba’ul Huda Tingkat MAS/Mu’allimin Manba’ul Huda, yang menjadi kepala madrasah. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari – Naufal Rifqi Assausan, santri di Ponpes Persis 110 Manba’ul Huda Tingkat MAS/Mu’allimin Manba’ul Huda, menuliskan pengalamannya sehari menjabat kepala madrasah. Pengalaman ini ia unggah di media sosial maupun grup komunikasi internal sekolah setingkat SMA tersebut.
ADVERTISEMENT
Dari curhatan tertulis yang diperoleh Bandungkiwari, Kamis (14/2), murid kelas 11 IPS itu tampak terkejut dan terkesan bisa menjalankan tugas kepala madrasah/sekolah di pesantren beralamat Jalan Cijawura Girang IV No. 16 Kel. Sekejati Kec. Buahbatu Kota Bandung, Sabtu (9/2).
Berikut adalah isi curhatan Naufal yang merupakan catatan akhir dari program unik ponpes Manba’ul Huda bertajuk “Leadership Challenge: sehari menjadi kepala madrasah!”:
Sehari menjadi mudir
Oleh: Naufal Rifqi Assausan
Sabtu, 9 Februari 2019. Pada hari itu saya mengikuti acara baiat santri yang ritin dilaksanakan pada hari sabtu setiap minggunya. Pada sabtu kali ini ada sedikit perbedaan dengan sabtu-sabtu yang lain atau seperti tidak biasa. Dikala kawanan santri sedang baris baiat, ada waktu dimana asatidz melakukan khutbah, majulah mudir mualimin yang mengisi khutbah tersebut Al-Ustadz Rosihan Fahmi. Beliau pun memaparkan beberapa isi khutbahnya kepada para santri yang melaksanakan bari baiat itu, dikala pertengahan beliau memberikan khutbah beliau berkesempatan atau membuka kuisioner bagi para santri yang bisa. Beliaupun mengajukan pertanyaaan. Ada enam santri yang maju kedepan termasuk saya sendiri. Beberapa kawan saya mengajukan jawaban dengan luar biasa dan benar saya pun seperti itu, ketika semua para santri t6 santri itu telah menjawab. Ustadz Rosihan Fahmi membuka voting, dari enam santri ini siapa yang jawabannya paling benar. Beliaupun melakukan voting dengan cara mencari tepuk tangan terbanyak dan alhasil saya yang mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
Saya kaget ketika kawan-kawan saya berhasil memilih saya dan yang lebih kaget lagi Beliau memberikan hadiah kepada saya berupa jabatan menjadi mudir dalam waktu sehari, terkejut saya. Mau sehari mau sejam ini adalah tugas besar, menjadi seorang kepala madrasah.
Sehari itu saya benar-benar menjadi seorang mudir dalam satu hari, menggantikan beliau. Kegiatan saya pada hari itu benar-benar kegiatan yang sebelumnya saya tidak melakukannya jadi ini seperti pengalaman baru saya. Dan saya melakukan beberapa kegiatan dan dibimbing langsung oleh beliau.
Sejak penunjukan tugas itu saya melaksanakan tugas-tugas seorang mudir. Hal yang pertama saya lakukan ialah saya pergi ke ruang kepala sekolah menyatu dengan guru, kemudian melakukan koordinasi dengan guru, dari mulai menanyakan kehadiran siswa sampai acara apa saja yang akan dilakukan sekolah pada hari itu. Dan saya pun mengecek kelas-kelas agar lebih kondusif saya sempat mengajar di kelas 10ips mata pelajaran Ekonomi dengan kemampuan yang saya bisa saya mengajar sambil diselingi dengan menonton. Selesai mengajar saya melakukan tugas selanjutnya, saya menerima panitia Hipa dan kawan-kawan dari RGUG sambil dibimbing langsung oleh Al-ustadz rosihan fahmi. Kami berdiskusi panjang mengenai acara hipa serta masalah sekolah dan RGUG. Tugas berikutnya lumayan sangat berat, yakni saya menghadapi kunjungan dari orang tua murid yang bermasalah. Beberapa hari sebelumnya, ada seorang siswa yang kehilangan dompet. Siswa yang kehilangan dompet tersebut curiga kepada salah satu temannya. Sang teman tak merasa,namun tindak-tanduknya mencurigakan. Nah, orang tua temen yang dicurigai itulah yang datang ke sekolah. Saya menghadapi orang tua siswa tersebut sembari didampingi guru bimbingan dan konseling, Ifa Rufaidah. Namun ternyata siswa tersebut tidak mengambil dompet. Sikapnya yang mencurigakan karena bawaan dari kepribadiaannya yang tertutup dan pendiam. Masalah pun selesai, siswa yang curigai dan dicurigai berdamai.
ADVERTISEMENT
Tugas saya belum selesai,selanjutnya saya berdikusi dengan salah seorang wartwan dari suatu media wartawan itu mengajukan beberapa pertanyaan layaknya saya seperti narasumber. Pertanyaan yang diajukan pun mengenai keterpilihan saya menjadi seorang kepala sekolah dalam satu hari, tiadak lama dari itu saya berdiskusi masalah bullying dan cita-cita.
Tugas saya selanjutnya menjadi tour guide untuk wartawan yang ingin tau lebih dalam mengenai sekolah saya ini. Kita keliling ke setiap penjuru kelas dan semuanya berhasil dikunjungi. Selanjutnya kunjungan dari wartawan sudah selesai dan waktu pun sudah menunjukan jam pulang. Seketika itu saya pergi ke Ust Fahmi menanykan perihal tugas saya selanjutnya namun beliau menyudahinya saja lantaran waktu sekolah pun sudah habis.
ADVERTISEMENT
Sekian jurnal saya kali ini, saya sangat bahagia dan sangat berterimkasih. Naufal Rifqi Assausan
Demikian curhatan Naufal. Dalam catatan tersebut ada istilah mudir, maksudnya kepala madrasah. Sedangkan Rosihan Fahmi atau Ust Fahmi merupakan Kepala Madrasah Manba’ul Huda Tingkat MAS/Mu’allimin Manba’ul Huda sekaligus yang menggagas “Leadership Challenge: sehari menjadi kepala madrasah!”.
Ust Fahmi mengakui, program tersebut bersifat individual. Maka agar program itu juga tergambar oleh santriwan dan santriwati, ia memberikan tugas akhir kepada Naufal untuk membuat jurnal atau catatan.
“Hasil dari sehari menjadi kepala madrasah ini agar dibikin tulisan, untuk disebar ke teman-teman, guru dan orang tua. Dengan demikian diharapkan bisa turut menebarkan virus positif,” kata Fahmi. (Iman Herdiana)
ADVERTISEMENT