Konten Media Partner

Tim East Ungkap Misi Lain di Balik Ekspedisi Pendakian 28 Gunung

29 Oktober 2018 7:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim East Ungkap Misi Lain di Balik Ekspedisi Pendakian 28 Gunung
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kang Bongkeng (kedua dari kanan, baju putih), Galih Donikara (ketiga dari kanan, baju hitam). (Utara Jaya)
ADVERTISEMENT
BANDUNG, bandungkiwari - Tepat pada 28 Oktober 2017 lalu tim dari Eiger Adventure Service Team (EAST) melakukan pendakian secara serentak di 28 gunung di Indonesia. Terungkap ada misi lain selain memperingati hari Sumpah Pemuda ke-89.
Pendaki senior sekaligus tim dari EAST, Djukardi 'Bongkeng' Adriana menuturkan pendakian secara serentak ini muncul akibat keprihatiannya melihat kecelakaan di gunung terus bermunculan. Salah satu faktor penyebabnya adalah minimnya data tentang gunung yang hendak didaki untuk bisa dipelajari.
"Timbul kekhawatiran setiap saat terjadi kecelakaan di mana-mana, di mana mereka mungkin melakukan pendakian tidak berwawasan pengetahuan tidak tahu resikonya seperti apa," kata Bongkeng di Kantor EAST, Bandung, Minggu (28/10/2018).
Mulanya Kang Bongkeng berniat ingin melakukan pendakian di 33 provinsi guna melakukan pemetaan dan pendataan gunung. Informasi tersebut kemudian akan dibukukan.
ADVERTISEMENT
Setelah diungkapkan, gagasan Kang Bongkeng ini direspons dengan usulan agar dilakukan di 28 gunung saja, sekaligus guna memperingati momentum hari Sumpah Pemuda 2017 lalu.
"Ide ini untuk juga pendataan 33 puncak gunung di 33 provinsi, ide ini akan dibuat secara pararel sama temen temen. Nantinya memang akan dibuat buku, akan kita buat pemetaan masalah-masalahnya, jadi aman mendaki gunung itu seperti apa," jelasnya.
Sekarang ini proses penyusunan buku masih dalam tahap revisi karena masih ada sejumlah informasi yang harus disisipkan. Namun pastinya dia berharap buku tersebut mampu menjadi panduan dan wawasan bagi para pendaki sebelum melakukan pendakian.
"Ada sekian jalur, sifat karakter atau kelasnya, misalkan kelas satu seperti apa medannya seperti apa. Sampai masalah penguasaan tentang wawasan teknik hidup di alam terbuka. Jadi mereka harus terbuka wawasannya tentang survival, navigasi, nanti kita uraikan dalam buku itu, supaya dalam pendakian itu ada manajemen perjalan atau manajemen ekspedisi berkaitan dengan perbekalan yang harus kita bawa, pakaian yang pas," bebernya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, staf EAST, Galih Donikara mengatakan bahwa ekspedisi 28 gunung pada 2017 lalu dilakukan untuk uji coba produk baru dari Eiger. Di mana produk dengan spesifikasi khusus iklim tropis Indonesia sudah mulai diriset sejak 2016 silam.
"Jadi semua produk itu kita siapkan untuk diuji sekitar 150 orang di 28 gunung secara serentak. Jadi mereka nanti mereview apa yang menjadi kekurangan dari produk ini untuk kemudian kita revisi dan diperbaiki," ucap Galih.
Dari sekian banyak komentar para pendaki, Galih mengaku komentar sebagian besar pengguna berada pada sisi kenyamanan dalam menggunakan produk. Selebihnya, baru ada masukan perihal fitur, spesifikasi bahan dan kelengkapan lainnya.
"Paling banyak seperti pada back system, kenyamanan menopang beban, lebar shoulder, bahan shoulder, dan lainnya yang disesuaikan dengan lama mendaki, ketinggian gunung, medan dan segalanya," katanya.
ADVERTISEMENT
Atas ekspedisi 28 gunung ini, Eeiger pun menciptakan 30 artikel baru yang spefisikasinya khusus iklim tropis Indobesia. Rencananya, produk ini akan segera diluncurkan pada November mendatang. (Utara Jaya)