Harganya Sedang Naik: Bagaimana Perkembangan Ekspor Batu Bara di Indonesia?

ALDI FIRMANSYAH
Statistisi Ahli Pertama BPS Kabupaten Landak
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2021 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ALDI FIRMANSYAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Batu bara merupakan bahan bakar fosil yang bersifat dapat terbakar dan terbentuk dari endapan, batuan organik yang terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batu bara. Secara umum batu bara banyak digunakan sebagai bahan bakar dalam pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini batu bara menjadi perbincangan hangat di berbagai media nasional. Hal ini disebabkan karena harga batu bara di pasaran dunia yang diberitakan sedang mengalami kenaikan. Bahkan kabarnya kenaikan harga batu bara saat ini menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan harga batu bara lantas mendapat berbagai reaksi baik dari industri batu bara maupun dari pemerintah hal ini disebabkan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi produsen terbesar batu bara di dunia.
Namun di tengah tingginya harga batu bara di pasaran dunia serta mengingat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen batu bara terbesar di dunia, sebenarnya bagaimana nilai ekspor batu bara Indonesia dalam beberapa tahun terakhir? Kemudian bagaimana perbandingan nilai ekspor batu bara terhadap komoditas lain dalam sektor pertambangan dari sisi nilai ekspornya?
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi bahwa batu bara termasuk salah satu komoditas dalam sektor pertambangan.
Sumber : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat bahwa perkembangan nilai ekspor batu bara dari tahun 2012 sampai 2020 cenderung turun naik. Tercatat bahwa pada tahun 2012 sampai 2016 nilai ekspor batu bara cenderung mengalami penurunan. Namun pada tahun 2017 sampai 2018 nilai ekspor batu bara sempat mengalami kenaikan, tetapi kembali turun pada 2019. Bahkan di tahun pandemi yaitu 2020, nilai ekspor batu bara kembali mengalami penurunan sekitar 23,26% dari nilai ekspor tahun 2019.
Meskipun mengalami penurunan, tetapi kontribusi dari nilai ekspor batu bara dibandingkan komoditas lain dalam sektor pertambangan masih sangat dominan. Menurut BPS dalam publikasi analisis komoditas ekspor 2013-2020 tercatat bahwa nilai ekspor sektor pertambangan terdiri dari 83,40% dari ekspor pertambangan batu bara dan lignit 16,18% dari ekspor pertambangan bijih logam serta 0,42% dari ekspor pertambangan dan penggalian lainnya.
ADVERTISEMENT
Tingginya kontribusi nilai ekspor batu bara dibandingkan komoditas lain di sektor pertambangan merupakan sebuah potensi dari sisi ekonomi. Sudah sepantasnya ekspor batu bara menjadi perhatian lebih pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan perekonomian negara. Namun, harus diingat bahwa pertambangan batu bara merupakan salah satu aktivitas yang sangat rentan terhadap kerusakan lingkungan. Sehingga dalam hal ini pemangku kepentingan dan pihak terkait lainnya diharapkan tidak hanya sekadar melihat keuntungan dari sisi ekonomi, tetapi juga memperhatikan langkah mitigasi terhadap potensi kerusakan lingkungan agar pertambangan batu bara dapat menguntungkan dari sisi ekonomi dan dari sisi kelestarian lingkungan.
Oleh : Aldi Firmansyah (Mahasiswa Politeknik Statistika STIS)