Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Es Dawet Legendaris di Driyorejo ini Mampu Habiskan 40 Kaleng Susu Krimer per Hari
21 April 2018 23:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kasmari (53) sukses dengan bisnis es dawetnya. Ia mampu memproduksi 300 porsi es dawet per hari, dengan menghabiskan 40 kaleng susu krimer. Dagangannya habis hanya dalam hitungan jam. Setidaknya, dia mengatongi uang Rp 2 juta tiap hari dari hasil jualan dawet.
ADVERTISEMENT
Dia sudah jualan lebih dari 30 tahun. Es dawet Kasmari sudah melegenda di daerah Dryiorejo dan sekitarnya. Mengaku tidak punya ijazah, Kasmari berjualan es dawet bahkan sebelum dirinya tamat SD.
“Saya berjualan sudah lama, sebelum menikah bahkan saat masih kecil. Kira-kira sudah 30 tahunan, bahkan saya belum tamat SD sudah berjualan es,” ungkapnya.
Mengawali berjualan di daerah Gunung Sari, Kasmari mengaku sudah berkali-kali pindah tempat untuk berjualan, sampai akhirnya menetap di daerah dekat perumahan Aspol itu. Rata-rata pembeli merupakan masyarakat yang tinggal di daerah Driyorejo, Menganti dan orang-orang Sepanjang.
Untuk produksi sendiri, Kasmari mampu membuat 5 kilo dawet per harinya, dan saat menjelang libur, Kasmari mampu memproduksi 6-7 kilo dawet, hingga menghabiskan 40 kaleng susu dalam sekali berjualan. “Untuk dawet saya buat sendiri, yang beli hanya santan, cao, sama susu,” ucap Kasmari.
ADVERTISEMENT
Selalu menjadi es dawet nomor satu, Kasmadi mengaku Ia bisa menghabiskan 300 porsi per hari, dan di hari minggu akan lebih banyak lagi yakni sampai 400-500 porsi. Hal tersebut merupakan jumlah yang fastastis karena es dawetnya akan habis hanya dalam 5 jam saja. “Buka dari jam 9, nanti habis kesringan jam 1 seperti sekarang ini,” jelasnya.
Tidak sendiri, Kasmadi berjualan dibantu oleh anak dan juga satu karyawan yang masih merupakan saudaranya itu. Kasmadi juga mengaku jika berani memberi modal yang besar merupakan salah satu kunci mengapa banyak pelanggan yang mau kembali membeli es dawetnya.
“Yang penting berani modal banyak, gulanya juga harus gula asli tidak boleh ada pemanis,” ungkap Kasmari.
ADVERTISEMENT
Kasmari mengungkapkan, jika Ia berani memberi modal banyak pada jualannya. Semua itu didasari atas kepuasan pelanggan yang sampai saat ini selalu menjadi patokan atas jualan es dawetnya. Jika setiap hari Ia akan memberi modal hingga 800 ribu, maka saat liburan Kasmari akan mengambil modal hingga 1 juta.
Untuk keuntungan sendiri, Kasmari dengan sungkan tidak mengungkapkan omset yang di dapatkan dari berjualan es dawet. Ia hanya memberi tahu modal, hingga produksi dawet yang mampu Ia buat selama sehari.
Ditanya soal nama es dawetnya, Kasmari justru tidak memberi nama es dawet jualannya tersebut. Namun orang-orang akan menyebut Es Dawet Aspol karena Kasmari berjualan di dekat perumahan Aspol tersebut. “Tidak ada namanya, tapi orang-orang biasanya bilang Es Dawet Aspol,” singkatnya.
ADVERTISEMENT
Kasmari kemudian mengungkapkan, untuk kedepannya Ia tidak mengharap banyak karena umur yang juga sudah tua, kalaupun mau anaknya bisa meneruskan berjualan es dawet, dan Kasmari ingin jika Ia bisa banyak beristirahat nanti. (*)
Reporter: Retno A. W