Konten Media Partner

Ingin Kuliah, Ponari Dukun Cilik dari Jombang Ikut Ujian Paket B

6 Mei 2018 1:12 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ingin Kuliah, Ponari Dukun Cilik dari Jombang Ikut Ujian Paket B
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Masih ingat nama Ponari? Dia adalah mantan dukun cilik yang sempat fenomenal berkat batu ‘petir’ ajaibnya di tahun 2009 lalu. Kini dia sudah kembali menempuh pendidikan dan mengikuti ujian nasional paket B, Sabtu (5/5).
ADVERTISEMENT
Dulu Ponari sempat tidak lulus SD, dan akhirnya ikut ujian paket A. Kesibukan menjadi dukun saat itu membuat bocah pemalu itu gagal saat ujian SD. Kemudian dukun cilik ini mengikuti kejar paket A, dan melanjutkan ke sekolah Tsanawiyah (sekolah Islam setingkat SMP) namun dia keluar.
“Pingin mendapatkan ijazah. Dulu sempat masuk MTs namun keluar dan ikut kejar paket B,” jelas Ponari usai mengerjakan soal Ujian Nasional Paket B Budi Utomo di Gading Mangu, Perak, Jombang, Sabtu (5/5).
Pemuda 19 tahun ini menuturkan, setelah nanti lulus paket B ia akan kembali melanjutkan mengikuti paket C. “Setelah itu melanjutkan ke universitas,” tutur dia semangat.
Ketika ditanya cita-citanya, Ponari dengan tegas menjawab ingin menjadi seorang pengusaha yang sukses.
ADVERTISEMENT
Diketahui, pada tahun 2009 lalu rumah Ponari setiap hari tidak pernah sepi oleh pengunjung yang meminta air rendaman batu miliknya. Konon, batu ajaib itu sebelumnya tersambar petir, kemudian berkhasiat dapat menyembuhkan sakit.
Praktik dukun cilik Ponari ini memang sempat ditutup polisi pada Maret 2009. Itu menyusul tewasnya seorang pengunjung akibat berdesak-desakan. Sejumlah pihak saat itu meminta agar praktik Ponari ditutup.
Salah satunya adalah Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi yang menilai praktik itu merampas hak Ponari sebagai anak. Namun, sampai bertahun-tahun kemudian, praktik batu Ponari tetap buka. Seiring berjalannya waktu, Ponari mulai ditinggalkan masyarakat. Kabarnya karena banyak masyarakat yang merasa tak ada hasil berobat ke Ponari. (ony/ns)