Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
63 Persen Lautan Indonesia Tercemar Sampah Plastik
18 Februari 2019 21:20 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Komunitas Divers Clean Action (DCA) merilis temuan bahwa 63 persen sampah di lautan Indonesia berupa sampah plastik sekali pakai. Sampah ini sulit didaur ulang karena prosesnya lama dan harga yang rendah di tingkat pengepul.
ADVERTISEMENT
Penggagas DCA, Sweitenia Puspa Lestari, menuturkan komunitasnya rutin membersihkan sampah di lautan dan menemukan banyak pencemaran. Menurut dia, temuan 63 persen sampah plastik ini hasil dari bersih-bersih laut di Indonesia.
"Ketika terumbu karang itu mati, maka ikan juga akan turut mati. Jadi kami dari segi penyelam sangat sedih dan tidak ingin laut menjadi lautan sampah,” kata Sweitenia Puspa Lestari kepada wartawan banjarhits.id, Reska Meiliyanti ketika presrilis tagar #nostrawmovement di KFC Jalan Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Senin (18/2/2019).
Menurut dia, sampah plastik dapat mengambang di laut dan terdampar di pantai yang berpotensi mencelakai ekosistem dan biota laut. Apalagi, kata Tenia, sampah plastik yang menutupi terumbu karang selama empat hari dapat mematikan terumbu karang karena minim asupan cahaya matahari.
ADVERTISEMENT
Itu sebabnya, Tenia mendukung upaya KFC mereduksi sampah sedotan plastik karena turut menjaga lingkungan. Dibentuk sejak 2015, DCA punya 2.000-an volunteer di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara.
“Melihat fakta bahwa ada penyu yang berdarah akibat tertusuk oleh sampah sedotan hingga memerlukan tenaga ahli dalam penyelamatannya, sampah bisa mencelakai hewan laut,” ucap Tenia.
Adapun General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia sebagai pemegang lisensi KFC, Hendra Yuniarto, menuturkan semua gerai KFC se-Indonesia telah mengurangi pemakaian sedotan plastik dari 100 persen ke 9 persen. Sedotan cuma dipakai konsumen khusus, seperti anak-anak dan kaum difabel.
Selain itu, KFC turut melakukan diet plastik. KFC mengganti penggunaan piring keramik dengan piring kertas yang diklaim lebih ramah lingkungan. Dari penelitian, Hendra berkata bahan pencuci piring dari minyak sangat berbahaya karena mematikan lapisan atas tanah.
ADVERTISEMENT
Alhasil, KFC menggantinya dengan piring kertas. Adapun untuk menekan sampah kertas, kata Hendra, KFC menggandeng armada kemasan dalam pengelolaan sampah. Partner KFC ini bertugas mengolah sampah kertas menjadi pupuk organik dan kertas lembaran siap pakai.
“Jadi dalam 6 bulan ini kami cobakan di Jakarta, nanti kalau sukses kami akan teruskan ke seluruh daerah di Indonesia," ucap Hendra.