Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten Media Partner
Potensi Wisata Lingkungan di Desa Sungai Musang
13 Februari 2018 15:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Banjarhits.id - Tim Perencanaan Wilayah dan Kota (Planologi) Universitas Nahdlatul Ulama Kalimantan Selatan membangun konsep pengembangan wilayah dan ekowisata kawasan pesisir Desa Sungai Musang, Kecamatan Aluh-aluh, Kabupaten Banjar.
ADVERTISEMENT
Tim Jurusan Planologi Fakultas Teknik Universitas NU Kalsel turun langsung ke lapangan untuk pendataan, pemetaan masalah, dan survei lapangan ke Desa Sungai Musang. Tim sudah membuat konsep awal pengembangan wilayah dan ekowisata mangrove.
“Selanjutnya pihak desa yang berkepentingan akan mengajukan dalam musrenbang desa," tutur Ketua Tim PWK Universitas NU Kalsel, Riam Faradigma, Selasa (13/2).
Desa Sungai Musang adalah salah satu desa terluar di Kabupaten Banjar. Geografis desa ini berbatasan dengan perairan muara Sungai Barito. Adapun penduduknya sebanyak 420-an keluarga. Mayoritas di antara mereka sebagai petani padi, pembudidaya ikan, dan nelayan tangkap.
Desa ini bisa dijangkau memakai kendaraan roda dua dengan waktu tempuh 1,5 jam dari Kecamatan Gambut atau menggunakan perahu motor dari Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Kepala Desa (Pembakal) Sungai Musang, Suriansyah, mengakui wilayahnya masih minim infrasturktur jalan serta sarana prasarana umum. "Saat hujan dan pasang air laut kondisi jalan menjadi rusak dan membuat transportasi warga terganggu," ujarnya.
Namun, Desa Sungai Musang punya potensi besar, terutama bidang pertanian, perikanan, dan pariwisata. Ada kawasan hutan mangrove yang berpotensi sebagai daya tarik objek wisata pesisir, asalkan dikelola dengan bagus. Menurut Suriansyah, pengelolaan hutan mangrove bisa mendongkrak kesejahteraan warga kampung.
Luas hutan mangrove di pesisir Desa Sungai Musang sekitar 150 hektar plus penanaman baru sekitar 100 hektar oleh Dinas Kehutanan dan BKSDA Kalsel. "Berdasarkan hasil penelitian pusat sebelumnya, mangrove di Desa Sungai Musang tingkat ketebalan atau vegetasinya merupakan terbaik di Indonesia," ujar Suriansyah.
ADVERTISEMENT
Suriansyah menuturkan pengembangan ekowisata mangrove mendapat dukungan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Banjar. Survei lapangan tim PWK Universitas NU Kalsel ke Desa Sungai Musang juga diikuti kelompok wartawan lingkungan, Pena Hijau Indonesia. (Hafiz Ramadhani) Foto: Pixabay