Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
Awal Perkenalan Levie Prisilia dengan Herman
25 November 2018 11:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
banjarhits.ID, MARTAPURA - Kematian Levie Prisilia (35 tahun) menarik perhatian publik di Kalimantan Selatan. Istri pebisnis minyak itu ditemukan tewas mengenaskan penuh luka di dalam mobil di Jalan Ahmad Yani KM 11.800, Kabupaten Banjar pada Jumat (23/11) pukul 09.00 WITA.
ADVERTISEMENT
Dalam tempo kurang dari 24 jam, polisi membekuk pelaku pembunuhan bernama Herman (25 tahun), di Jalan Martapura Lama, Kelurahan Sungai Lulut, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar pada Sabtu dini hari (24/11) pukul 00.00 WITA.
Perkenalan korban dan pelaku bukan baru-baru saja. Herman seorang residivis kasus penganiyaan yang baru dua hari keluar dari Lapas Kelas IIA Banjarmasin, sebelum aksi pembunuhan.
Kanit Reskrim Polsek Gambut, Inspektur Dua Ruspandi, menuturkan korban dan pelaku sudah saling kenal sejak dua bulan lalu. Mengutip pengakuan Herman, Ruspandi berkata awal mula perkenalan Herman dan korban Levie berasal dari Alek--seorang guru spritual korban Levie Prisilia.
"Kenal korban terhadap pelaku ini dikenalkan oleh Alek (guru spritual korban) melalui telepon seluler saat Herman di penjara. Lalu terjadi percakapan antara korban dan pelaku untuk minta tolong kepada pelaku yang dipercaya seorang paranormal oleh korban dan berhasil saat itu. Kemudian berlanjut sampai ke hari kejadian pembunuhan tersebut," ujar Ruspandi, Minggu (25/11).
ADVERTISEMENT
Ruspandi menuturkan Levie Prisilia sering mentransfer uang ke Herman saat masih mendekam di penjara karena keberhasilan menolong korban. Setelah Herman bebas dari penjara, Levie kembali menjalin kontak dengan pelaku untuk meminta bantuan jasa spiritualnya pada Jumat dini hari (23/11).
"Nasib nahas menimpa korban karena pelaku tidak berhasil melakukan permintaan dari korban malam itu. Korban agak kesal dan memaki pelaku, pelaku yang tidak terima dengan makian tersebut langsung menikam korban dengan gunting yang dibawa pelaku untuk ritual di bagian perut dan leher korban," ucap Ruspandi.
Menurut Ipda Ruspandi, semula ritual ingin dilakukan di Hotel Aston Banua, Kecamatan Gambut. Lantaran kamar hotel penuh, keduanya beralih ke depan counter ATM di sekitar halaman Hotel Aston Banua. Pengawasan satpam hotel membuat keduanya kembali bergeser ke tepi Jalan Ahmad Yani Kilometer 11 untuk melakukan ritual.
ADVERTISEMENT
"Berlangsung kurang lebih selama satu jam ritual pada malam itu di dalam mobil. Namun mengalami kegagalan dan akhirnya korban merasa tertipu lalu memaki pelaku. Selanjutnya terjadi lah cek-cok antara pelaku dan korban sampai ke pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku dengan gunting tadi," kata Ruspandi. (Zahidi)