Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Baayun Maulid, Tradisi Banjar Mencari Berkah Hidup Lewat Ayunan
9 November 2019 16:38 WIB

ADVERTISEMENT
Baayun maulid merupakan salah satu tradisi di Kalimantan Selatan. Di Banjarmasin Baayun Maulid secara massal rutin digelar di setiap tahunnya. Dilaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada 12 Rabiul Awal.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilaksanakan di lingkungan Kubah Basirih, Banjarmasin Barat pada Sabtu (9/11/2019). Ratusan ayunan kain berhiaskan pernak pernik dibalut kain berkelir kuning tampang bergelantungan.
Suasana tampak meriah. Ratusan warga sudah berkumpul sedari pagi membawa keluarga mereka, khususnya anak-anak untuk di ayun di acara itu.
Syair maulid pun dilantunkan. Para orang tua langsung menggoyang ayunan yang diisi anak-anak dan orang dewasa, bahkan orang tua.
Masyarakat percaya bahwa baayun maulid merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keberkahan hidup. Seperti yang diutarakan Said Abdul Ghalib Bahasyim (41). Dia sengaja membawa anak kelimanya,Said Ahmad Qodir Bahasyim yang baru berusia tiga hari untuk ikut prosesi baayun maulid di Kubah Basirih.
"Baru lahir Kamis kemarin, pukul tiga subuh," ujar Said Abdul Ghalib kepada banjarhits.id disela pelaksanaan baayun maulid massal, Sabtu (9/11/2019).
ADVERTISEMENT
Menurut kepercayaan di keluarganya, baayun maulid bagi bayi yang baru lahir merupakan suatu keharusan. "Kalau lahir bayi harus baayun,ikan juga adat Banjar. Harapannya semoga bagus, panjang umur, murah rezeki, dan semoga mendapat berkah," tuturnya.
Ia mengaku baru pertama kali mengikutkan anaknya baayun maulid secara massal. Sebab biasanya baayun maulid dilakukan di rumahnya sendiri.
"Kalau anak kelima ini ikut disini karena kebetulan di kubah dilaksanakan. Kalau anak saya semuanya ikut berayun, tapi yang anak sebelumnya di rumah," jelasnya.
Said Ahmad Qodir Bahasyim, merupakan peserta termuda di baayun maulid massal kali ini. Hal ini diakui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ikhsan Alhak.
Dari informasi yang dia dapat, bahwa Said Ahmad Qodir Bahasyim memang merupakan peserta termuda. "Yang paling muda usianya baru tiga hari," kata Ikhsan- begitu dia disapa.
ADVERTISEMENT
Sedang untuk yang paling tua, lanjut Ikhsan ada yang berusia 70 tahun. Bahkan, Ikhsan mengklaim dari 500 lebih peserta yang mengikuti, tidak hanya warga Banjarmasin, tapi juga dari luar daerah.
"Ada dari Riau, Jakarta, Kalimantan Tengah, kabupaten/kota di Kalimantan Selatan juga banyak yang datang. Kalau untuk peserta dari kupon yang dibagi ada 421. Tapi banyak yang di luar kupon kalau dihitung 500 lebih pesertanya," ucapnya.
Dia pun berharap, kegiatan baayun maulid massal bisa terus dilaksanakan di setiap tahunnya. Mengingat baayun maulid massal juga masuk dalam kalender event yang diselenggarakan oleh Pemkot Banjarmasin.