Konten Media Partner

Banjarmasin Akan Melepas Langgam Kota Seribu Sungai

4 September 2019 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Parade jukung hias melintasi Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin di kawasan Siring Menara Pandang. Foto: M Syahbani/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Parade jukung hias melintasi Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin di kawasan Siring Menara Pandang. Foto: M Syahbani/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Banjarmasin sedang merancang branding baru ikon sebuah kota. Branding ini digadang-gadang lebih menjual dan menarik perhatian orang untuk datang ke Kota Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Ada tiga usulan branding yang masuk dalam penjaringan: Banjarmasin Amazing River, Banjarmasin Excotic River, dan Banjarmasin Uniq River. Tiga nama calon branding ini diambil dari 20 usulan yang masuk ke Pemko Banjarmasin.
Satu dari tiga branding itu nantinya akan menggantikan 'Banjarmasin Kota Seribu Sungai'. Semangat mengganti langgam ini karena mempertahankan 'Seribu Sungai' sebagai julukan kota terlalu berat bagi Pemkot Banjarmasin.
Kalimat 'Kota Seribu Sungai' yang sudah mendarah daging itu dinilai terlalu lokalan, sehingga sulit go internasional. Toh, 'Seribu Sungai' tak masuk dalam kategori branding.
Pembuatan branding ini rupanya tak berjalan mulus karena menuai kritik. Khususnya sosok budayawan semacam Mujahidin. Dia memang tergabung dalam tim perumusan branding baru ini. Namun, dia masih setengah hati menerima rencana penggantian julukan Kota Seribu Sungai.
ADVERTISEMENT
Mujahidin mengkritis penggunaan bahasa asing dalam branding baru. Ia berasumsi penggunaan kata untuk branding harus tetap menggunakan bahasa lokal.
"Kami bukannya alergi dengan bahasa Inggris. Tapi kalau masalah budaya itu harus gunakan bahasa kita dulu. Baru bahasa Inggris di bawahnya," ucap Budayawan Banjarmasin, Mujahidin kepada banjarhits.id, Rabu 4 September 2019.
Selain itu, branding yang baru harus memiliki filosofi dan makna sesuai kearifan lokal yang dimiliki Banjarmasin. "Filosofi dan maknanya yang penting. Kemudian bisa nggak divisualisasikan nantinya. Harus sesuai visualnya," ucap Mujahidin.
Mengacu daerah lain yang sempat dicontoh Pemko Banjarmasin, Mujahidin menilai daerah lain itu sudah mapan dalam pengelolaan kekayaan daerah dan memang menjual.
"Baunya Wangi, Bali, itu mereka visualnya dulu baru bicara branding. Sekarang kalau kita apa?," kata dia.
ADVERTISEMENT
Mujahidin menyampaikan kritikan terkait wisata susur sungai yang digembar-gemborkan. Ia sejatinya masih belum bisa memahami secara utuh makna susur sungai tersebut.
"Saya tanya, susur sungai itu yang mana? Yang di susur sungai apanya? Budayawan banyak bingung," tanya Mujahidin.
Dia berharap, Pemkot Banjarmasin jangan terjebak dan terkungkung dalam penentuan branding baru. Sebab, Mujahidin ragu branding baru bisa mendapat dukungan penuh dari lapisan elemen masyarakat.
Jukung hias yang melintasi Sungai Martapura di kawasan Siring Menara Pandang, Kota Banjarmasin. Foto: M Syahbani/banjarhits.id
"Saya tak mempermasalahkan, apa nanti brandingnya, yang pasti filosofi dan maknanya harus sesuai kehidupan urang (orang) Banjar. Bila itu lepas, tentu akan menuai kritikan nantinya," ketusnya.
Adapun Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdako Banjarmasin, Doyo Pudjadi berkata, maksud dan tujuan pembuatan branding baru agar Banjarmasin lebih maju. Menurut dia, branding baru diharapkan mampu menjadi spirit pemerintah maupun seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkan kemajuan Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Ihwal kritik dari Mujahidin, Doyo berkata pengguna bahasa asing agar branding bisa lebih mudah diterima semua kalangan, tak hanya untuk lokal, tapi juga mancanegara.
Toh, selama ini 'Banjarmasin Kota Seribu Sungai' juga tak bisa dimasukkan dalam branding. "Bagaimana kami mampu menjual, kalau lokal-lokal Indonesia saja, enggak maju-maju," ujarnya.
Nama tiga branding ini akan diserahkan kepada Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina untuk ditentukan nama yang lebih pas dipakai Banjarmasin. Pengumuman branding ditetapkan saat puncak Hari Jadi Banjarmasin ke-493 pada 24 September mendatang.
"Tiga kalimat inilah yang akan kami bawa ke wali kota untuk menentukan solusinya. Nanti juga akan dibuatkan deskripsi oleh tokoh-tokoh yang memiliki jaringan internasional," pungkas Doyo.