Konten Media Partner

Banjarmasin Lowrider, Anak Punk yang Jualan Tahu Belek

25 Mei 2019 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tahu Belek Ngalam dan tahu petis yang dipasarkan komunitas punk dalam Banjarmasin Lowrider. Foto: Blower
zoom-in-whitePerbesar
Tahu Belek Ngalam dan tahu petis yang dipasarkan komunitas punk dalam Banjarmasin Lowrider. Foto: Blower
ADVERTISEMENT
Di teras sebuah rumah, segerombolan anak-anak komunitas punk sibuk menata anek macam stiker hasil kreasi sendiri. Mereka menamakan dirinya Blower, akronim dari Banjarmasin Lowrider. Melalui Blower, para remaja ini ingin mengubah stigma negatif yang tersemat dalam jati diri punk: hidup urakan, jarang mandi, dan bikin onar.
ADVERTISEMENT
Berdiri sejak 2014, komunitas Blower kini bermarkas di kawasan Kompleks Al-Azhar, Jalan Cemara Ujung, Kota Banjarmasin. Sosok Ahmad Eka Fadlianto selaku pionir komunitas tersebut. Menurut Fadli—begitu ia disapa, Blower memang sedang fokus memberdayakan anak-anak muda yang suka berwirausaha dan hidup mandiri.
"Mulanya saat dibentuk cuma komunitas pencinta sepeda lowrider (ceper) karena rata-rata anggotanya pencinta musik punk rock. Tapi semakin ke sini, kami mengembangkan usaha-usaha stiker hingga kuliner. Ada satu produk kuliner kami yang paling baru namanya Tahu Belek Ngalam," ujar Fadli ketika ditemui wartawan banjarhits.id, Sabtu 25 Mei 2019.
Sampai sekarang, Blower memiliki 20 anggota. Mereka rata-rata dari SD hingga SMP. Fadli mengajak mereka dari lingkungan sekitar rumahnya, lalu semakin hari makin bertambah penggiatnya.
ADVERTISEMENT
Lebih menarik lagi, mereka memasarkan hasil kreasi dengan bersepeda lowrider. Walhasil, setiap kali mereka gowes juga menenteng hasil produk olahan mereka.
"Jadi misalnya tahu belek ini kami bawa rombongnya sama sepeda lowrider ketika gowes. Sering jualan di bawah Jembatan Benua Anyar rutin. Kalau ada event-event yang digelar kami juga ikut jualan,” ujarnya.
Melalui komunitas ini, Fadli ingin menegaskan bahwa anak punk yang sebenarnya tak cuma bicara fesyen. Seperti bergaya dengan tattoo, rambut mohawk, hingga tindik. Menurut dia, punk lebih dari sekedar tato dan rambut mohawk
"Punk itu soal sikap. Sikap bagaimana kita mandiri. Makanya dalam komunitas ini kami fokus ke pemberdayaan anggota supaya menghasilkan uang sendiri," tambahnya.
Fadli mengakui pemahaman terhadap punk banyak yang bergeser dari makna. Punk lebih banyak mementingkan fesyen seperti bergaya dengan penuh tatto, rambut mohawk, hingga tindik.
ADVERTISEMENT
"Padahal, punk itu yang utamanya adalah soal sikap. Bukan di penampilan. Ini yang harus diluruskan," tandasnya.