Konten Media Partner

Banjarmasin Menuju Kota Sungai Terindah Melalui Pengelolaan Sungai

15 Februari 2019 17:24 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina bersama pasukan turbo membersihkan sungai. Foto: Humpro Setdako Banjarmasin
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina bersama pasukan turbo membersihkan sungai. Foto: Humpro Setdako Banjarmasin
ADVERTISEMENT
Banjarmasin sebagai salah satu kota tua di Indonesia yang dikenal punya peradaban sungai. Berumur 492 tahun, kota ini lekat dengan budaya sungai sehingga sering disematkan Kota Seribu Sungai.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan zaman dan tuntutan infrastruktur yang semakin meluas, pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina - Hermansyah terus membangun sudut kota menyesuaikan zaman tanpa meninggalkan budaya sungai. Bagi warga Banjar, sungai semacam urat nadi penopang aktivitas keseharian.
Sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur M.Hum mengatakan Banjarmasin memiliki julukan kota seribu sungai yang berasal dari kiasan untuk menggambarkan sungai bagian tak terpisahkan bagi warga Kota Banjarmasin. Sungai menjadi tempat warga Kota Banjarmasin beraktivitas mulai dari transportasi hingga perdagangan.
Menurut Mansyur, kiasan itu menjadi pertanda bahwa sungai identik Banjarmasin kendati aliran sungai tak sampai seribu. Warga Banjarmasin tempo dulu kadang-kadang menghitung segala sesuatu dengan jari, termasuk menghitung jumlah sungai di kota Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Julukan seribu sungai inilah yang lekat sebagai simbol kota Banjarmasin saat ini. Mengacu data Pemerintah Kota Banjarmasin tahun 2011, ada sekitar 102 sungai yang masih aktif. Namun dalam rentang waktu 7 tahun termasuk periode pemerintahan Ibnu Sina-Hermansyah selama tiga tahun terakhir ini, jumlah sungai bertambah.
Mansyur berkata jumlah sungai dan anak-anak sungai se-Banjarmasin kini sebanyak 195. Data ini hasil riset terbaru. "Jumlah ini terdiri dari 102 sungai menurut database sungai berdasarkan katalog sungai tahun 2019. Kemudian terdapat 93 sungai yang belum teridentifikasi," ucap Mansyur.
Selain itu, menurut pengamat lingkungan dari Universitas Lambung Mangkurat, Subhan Annur, kebijakan Pemko Banjarmasin sangat tepat dalam hal melestarikan sungai dan menghidupkan budaya sungai. Salah satunya membangun infrastruktur pendukung kebudayaan sungai seperti siring dan dermaga untuk pasar terapung.
ADVERTISEMENT
Subhan melihat rumah-rumah di bantaran sungai juga dihias untuk menjaga keindahan lingkungan bantaran sungai agar tidak kumuh dan lebih rapi.
"Sehingga menimbulkan paradigma baru terhadap Banjarmasin yang asalnya kota diatas sungai menjadi kota tepi sungai, karena aktifitas kehidupan masyarakat sungai sudah mulai dihidupkan kembali di masa Ibnu Herman ini," terang Subhan Annur.
Adapun Kepala Bidang Sungai Dinas PUPR kota Banjarmasin, Hizbul Wathony, mengaku terus dan akan melakukan pengerukan sungai untuk menambah jumlah sungai yang terdapat di Kota Banjarmasin. Dari 102 sungai pada 2011, sekarang menjadi 172 sungai yang teridentifikasi.
"Namun 70 sungai baru ini belum masuk ke SK walikota Banjarmasin, dan kita akan berusaha dalam tahun ini agar dibuatkan SK walikota Banjarmasin supaya keberadaan sungai baru ini bisa dijaga dan terus di kembangkan," ujar Thony.
ADVERTISEMENT
Selain pengerukan sungai, perawatan sungai dilakukan kapal sapu-sapu dan pasukan turbo untuk menjaga nilai estetika sungai di Banjarmasin agar tidak tercemar. Kapal sapu-sapu selalu beroperasi dibantu pasukan turbo sehingga sungai menjadi nyaman untuk dinikmati.
Atraksi budaya sungai di Sungai Martapura, Kota Banjarmasin. Pemko Banjarmasin terus membersihkan sungai agar enak dipandang. Foto: Zahidi/banjarhits.id
"Meskipun hanya dipandang, nikmat keindahan mata sudah pasti didapat oleh para pengunjung yang berwisata disekitaran sungai di Banjarmasin," katanya.
Adapun Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina sering menyampaikan amanat agar masyarakat dan seluruh lapisan petugas yang berwenang senantiasa menjaga dan memelihara sungai. Menurut dia, keindahan sungai sudah ditata sejak awal memimpin bersama Hermansyah di Banjarmasin.
"Kami ingin, berniat untuk menjadikan kota sungai terindah di Indonesia. Meskipun pemerintah pusat menggagas akan menjadikan 10 daerah sebagai 10 Bali di Indonesia dan Banjarmasin tidak masuk kedalam 10 kota tersebut, tetapi saya bertekad bersama pak Herman untuk dapat mewujudkan Banjarmasin menjadi Bali ke-11 di Indonesia," tutur Ibnu Sina.
ADVERTISEMENT
Seorang warga Kota Banjarmasin yang tinggal di bantaran Sungai Kelayan, Saiful mengungkapkan turut bangga atas pencapaian tiga tahun kepemimpin Ibnu - Herman. Ia paling salut atas upaya pemeliharaan dan pengembangan sungai di Banjarmasin.
"Pertambahan kualitas dan kuantitas ini berkat upaya Pemerintah Kota Banjarmasin yang secara maksimal membangun infrastruktur untuk mendukung keberadaan sungai, mulai pengerukan sungai dangkal hingga pembangunan siring sehingga keberadaan sungai sebagai warisan nenek moyang tetap lestari," pungkasnya. (Adv)