Konten Media Partner

BSF ke-2, Kain Sasirangan Diharapkan Mendunia

7 Maret 2018 16:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BSF ke-2, Kain Sasirangan Diharapkan Mendunia
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id - Ratusan warga Kota Banjarmasin menyemut di kawasan Siring Menara Pandang, Jalan Pierre Tendean, Kota Banjarmasin, Rabu (7/3/2018). Mereka kompak mengenakan aneka macam corak baju kain khas Banjar: Sasirangan.
ADVERTISEMENT
Riuh warga kota ini ketika menghadiri pembukaan rangkaian Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF) ke-2. Khalayak yang hadir turut disuguhi pertunjukkan musik Banjar dan penampilan grup perempuan berbaju Sasirangan yang membawakan tarian Radap Rahayu.
Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, Wakil Walikota Banjarmasin Hermansyah, Walikota Banjarbaru, Nadjmi Adhani, dan forkopimda Kota Banjarmasin, lengkap hadir membuka BSF ke-2 tahun 2018. Selain enampilkan produk kain sasirangan, ada lomba mewarnai kain sasirangan, fashion show, pelatihan pengrajin sasirangan, hingga forum diskusi yang membahas kain kain khas suku Banjar ini.
Usai pembukaan, tamu undangan mengunjungi stand pameran yang menampilkan kain sasirangan dari 12 kabupaten/kota se-Kalsel, minus Kabupaten Kotabaru. Setiap kabupaten/kota menyuguhkan sasirangan yang berbeda sesuai asal kabupaten/kotanya.
Menurut Ibnu Sina, kegiatan BSF bertujuan sebagai ajang promosi kain sasirangan, sehingga produk unggulan Kota Banjarmasin ini semakin dikenal hingga tingkat nasional. “Bukan hanya nasional, diharapkan sasirangan juga bisa mendunia, itu sedang kita dorong sekarang,” kata Ibnu Sina saat membuka BSF 2018.
ADVERTISEMENT
Ibnu Sina menambahkan , dengan kegiatan BSF, maka semua pengrajin, designer dan semua unsur terkait, mempunyai wadah berkreatifitas. Menurut dia, even semacam ini bentuk dukungan nyata Pemerintah Kota Banjarmasin untuk para pengrajin sasirangan, dan mendorong pamor sasirangan sebagai alternatif fashion dunia.
Ia mengataka banyaknya even nasional di Banjarmasin sangat membantu menpromosikan sasirangan di kancah nasional. “Lihat saja kalau kita di bandara didaerah lain, atau dirapat-rapat nasiaonal, bukan hanya orang Banjar yang memakai sasirangan. Ini bukti sasirangan sudah menasional,” ungkap ibnu.
Pada HUT Taman Mini yang ke -43, Pemkot Banjarmasin dan Pemprov Kalimantan Selatan akan menjadikan sasirangan sebagai seragam wajib pada acara tersebut. Rencana ini sesuai arahan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor. Banjarmasin bersama kabupaten/kota se-Kalsel siap berbartisipasi dan membagikan sebanyak 3.000 kain sasirangan kepada para peserta di TMII Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menurutnya even akbar di TMII dapat dijadikan saran promosi pemerintah mengenalkan kain khas sasirangan secara nasional, bahkan dunia. Selain mengenakan sasirangan saat menghadiri atau menjadi tamu kenegaraan, Ibnu Sina bekerjasama dengan beberapa maskapi penerbangan agar memuat motif sasirangan pada seragam awak kabin saat bertugas.
Pemkot Banjarmasin juga menerima bimbingan dari Bekraf, dan mendapat bantuan khusus berupa gedung sasirangan kreatif sebagai sarana mendidik para pengrajin memperkaya motif dan meningkatkan mutu. “Kain sasirangan Banjarmasin juga harus mengikuti perkembangan fashion zaman sekarang, dan yang lebih penting harus ramah lingkungan dengan memakai pewarna alami,”ucap Walikota Banjarmasin Ibnu Sina.
Ketua Panitia BSF 2018, Hamdi, mengatakan Pemkot Banjarmasin mendorong para pengrajin memakai pewarna alam agar menjaga lingkungan. Dengan pewarna alam, lingkungan bisa terjaga dan mengindari pencemaran sungai.
ADVERTISEMENT
Selian itu, pemakaian pewarna alam bisa memberikan efek warna sasirangan yang lebih soft, warna seperti ini sangat disukai oleh orang Eropa. ”Ini juga sebagai langkah awal agar sasirangan bisa mendunia,” kata dia, sambil meminta akademisi menemukan bahan alami baru unggulan untuk sasirangan.
Sementara itu, Nurliani (90), seorang warga Banjarmasin yang pertama kali mempromosikan kain sasirangan di tahun 1980-an, berharap, anak muda tidak malu lagi memakai sasirangan. Nurliani ingin anak muda lebih percaya diri ketika memakai sasirangan karena sudah banyak motif yang bagus sesuai selera remaja. “Kita jangan sampai lupa dengan jati diri kita, jangan lagi malu pakai sasirangan,” kata Nurliani.
Adapun parade kain sasirangan dalam rangkaian BSF ke-2 pada Sabtu, 10 Maret 2018, pukul 07.30 wita. Dengan memakai kain sasirangan, ratusan orang akan berjalan kaki dari depan Balaikota Banjarmasin menuju ke kawasan Siring Pierre Tendean. Penutupan BSF ke-2 pada Minggu, 11 Maret 2018 pukul 20.00 wita di Siring Pierre Tendean. (Adv)
ADVERTISEMENT