Cerita Adit yang Sarjana Pendidikan ULM Jadi Tukang Deco Motor

Konten Media Partner
18 Maret 2019 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aditya Prayuda, lulusan Sarjana Pendidikan jebolan Universitas Lambung Mangkurat sibu mengecat aneka sparepart, Senin (18/3). Foto: Zahidi/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Aditya Prayuda, lulusan Sarjana Pendidikan jebolan Universitas Lambung Mangkurat sibu mengecat aneka sparepart, Senin (18/3). Foto: Zahidi/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Aneka sparepart motor berkelir ngejreng terpampang di sebuah bengkel deco motor, Jalan Cemara Raya, Kota Banjarmasin. Siang hari ini, sosok Aditya Prayudha, tekun mengecat sparepart sepeda motor milik pelanggannya. Ia sejatinya alumni Sarjana Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, Kota Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Walaupun bergelar sarjana pendidikan dari kampus mentereng di Kota Banjarmasin, Aditya tak minder menjajal profesi lain yang kontras dengan latar pendidikan tingginya. Maklum, Aditya sudah menekuni pekerjaan ini sejak lima tahun lalu ketika masih kuliah. Ia bisa membiayai kuliahnya justru dari pekerjaan sebagai juru deco motor.
Di awal sebagai mahasiswa, Adit—begitu ia disapa—masih menikmati kiriman orang tuanya. Enam bulan berselang, kiriman duit berhenti karena Adit sudah mampu meraup rupiah dari tukang deco motor. Adit, kebetulan, hobi mengecat aksesoris motor.
Ia sudah mendeco ratusan rangka sepeda motor, velg motor, dan aneka aksesoris lainnya. Adit mengaku kebanjiran order untuk mengecat tampilan motor si konsumen. Awalnya, konsumen berasal dari teman sebaaya ketika duduk di SMA, teman kuliah, dan klub motor.
ADVERTISEMENT
"Sejak akhir tahun 2013 saya menyukai usaha deco dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Kalau suka mewarnai saya sejak kecil beberapa kali juara mewarna dan mungkin bakat saya ini berkembang mulai dari sana, yang jelas semakin tahun semakin meningkat permintaan deco dari para masyarakat di Banjarmasin," ucap Adit kepada wartawan banjarhits.id, Zahidi, Senin (18/3).
Menurut dia, penghasilannya persatuan deco mencapai Rp 100 ribu – Rp 200 ribu. Dalam sehari, Adit bisa menyelesaikan 2 sampai 3 macam sparepart untuk dideco, dengan demikian penghasilan rata-rata 4-5 juta rupiah bersih.
"Ya setidaknya dengan uang ini Alhamdulillah saya mampu menyelesaikan kuliah saya yang terbilang lumayan mahal. Dalam satu semesternya saya harus membayar UKT Rp 2,4 juta, belum ditambah sewa rumah dan ongkos hidup di Kota Banjarmasin ini," ujar Adit.
ADVERTISEMENT
Lokasi tempat Adit bekerja sejatinya terselip di antara deretan banunan. Alhasil, letaknnya nyaris tak terlacak karena kondisinya sempit. Ia memang enggak membuka bengkel resmi karena khawatir ada lonjakan dari pemetintah.
"Saya lebih baik usaha seperti ini di rumah dan di halaman tetapi promosi kita kadang lewat online, lewat Facebook, kemudian OLX dan broadcast di WA maupun aplikasi daring lainnya," ungkap Adit.
Adit berhasil menyelesaikan kuliah strata 1 bidang pendidikan IPS. Ia mesti bertahan di tengah tuntutan hidup di Kota Banjarmasin yang semkin meningkat di tengah kemajuan zaman.
"Alhamdulillah banget mas, asal ada saja sebenarnya saya kerjakan soal upah dari deco ini, kadang-kadang juga kalau sama temen ya kita kurang lebih lah tidak harus ambil untung banyak. Setidaknya asal ada lah intinya begitu mas," kata Adit.
ADVERTISEMENT
Adit puas atas penghasilan dari usaha deco tersebut. Dari usaha ini, Aldi mampu membeli satu motor baru, hingga ia memiliki dua motor. Kemudian ia beli barang elektronik lain seperti laptop, mesin cuci serta AC di tempat tidurnya.