news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten Media Partner

Cerita Aneh Petugas Kamar Mayat RSUD Ulin

10 Februari 2019 22:09 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wandi, petugas kamar mayat RSUD Ulin. Foto: Anang F/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Wandi, petugas kamar mayat RSUD Ulin. Foto: Anang F/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Dua orang petugas tampak sibuk di ruang jenazah RSUD Ulin Banjarmasin ketika sore tiba. Mereka Staf Unit Pemulasaran Jenazah RSUD Ulin, Kota Banjarmasin. Dua orang bernama Wandi dan Adul ini usai memandikan dan memasang kain kafan seorang bayi pasien RSUD yang meninggal karena sakit.
ADVERTISEMENT
Beres dikafani, jenazah bayi kemudian dibawa keluarganya untuk dikubur. Di sela beres-beres peralatan pengurusan jenazah, banjarhits.id mengajak Wandi—yang mengaku sudah menjadi petugas ruang jenazah sejak tahun 2003-- berbincang mengenai suka duka selama menjadi petugas kamar jenazah.
Wandi tergelak ketika mendengar pertanyaan hal gaib. “Sama saja seperti kita kerja di tempat lain. Tetapi memang diakui banyak yang tidak mau untuk bekerja di tempat seperti ini,” kata lelaki berbadan tinggi 172 dan bertubuh besar ini, Minggu (10/2).
Ia mengaku tak pernah ditemui hal-hal mistis selama bertugas di kamar jenazah. “Enggak ada itu hantu atau penampakan di ruang jenazah, itu di film kali ada,” kata mantan kepala Unit Ambulans RSUD Ulin itu.
Menurut dia, petugas kamar mayat mesti responsif terhadap penanganan jenazah, sekalipun tengah malam. Wandi maklum banyak orang ketakutan ketika masuk ruang kerjanya ketika malam hari. Toh, Wandi tak sedikit pun bergidik.
ADVERTISEMENT
Tapi, Wandi tetap punya cerita unik selama bertugas. “Contohnya saat kita memandikan jenazah. Meski yang dimandikan sudah meninggal dunia, tetap saja dia adalah manusia. Biasanya saat memandikan jenazah saya ajak ngobrol jenazah,” jelas Wandi seraya terkekeh.
Kendati orang meninggal, ia tetap mengucap permisi ketika membersihkan punggung jenazah. Wandi berkata hal demikian memang aneh, tapi bentuk penghormatan terhadap sesama manusia.
“Untuk itu saat memandikan tetap harus kita perlakukan secara lembut dan sopan,” ucapnya. Ia akan menghilangkan kebiasaan ini apabila ada organ kepala jenazah yang hilang. Maklum, Wandi mesti menatap muka jenazah ketika memandikan dan mengurus jenazah.
“Bila kita ajak ngobrol pastinya bagian wajahlah yang kita pandangi. Nah bila bagian tersebut tidak ada, ada perasaan mengganjal karena tidak melihat wajahnya saat kita mengucapkan permisi untuk membersihkan bagian tubuhnya,” ia melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Ada tujuh petugas di ruang jenazah RSUD Ulin. Mereka tugas bergantian tiga shift untuk menjaga ruang jenazah RSUD Ulin. Kolega Wandi, Uji mengaku belum pernah ditemui hal mistis sejak bertugas mulai tahun 2002.
“Selama kami jadi petugas kamar jenazah tak pernah menemui hantu. Kami justru sibuk mengatasi bau busuk dari jenazah dan menangani badan yang remuk,” katanya. Uji merasa mengatasi bau busuk seorang mayat merupakan tantangan. Bau menyengat mayat ketika sudah beberapa hari membusuk.
“Karena semuanya itu memang sudah menjadi tugas kami tak ada hal yang membuat takut atau jijik. Kami hanya ingin bekerja profesional dan ihlas, sesuai tugas,” katanya.
Ia sering sering megrus mayat korban kecelakaan lalu-lintas dalam dua bulan ini. "Sudah kami tangani jenazahnya sekitar 30 lebih paling banyak dari Martapura dan Marabahan. Kasus bunuh diri dan korban pembunuhan,” katanya. (Anang Fadhilah)
ADVERTISEMENT