Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Gang 315, Kelurahan Kuin Selatan, Kecamatan Banjarmasin Barat jadi kampung inklusi pertama di Banjarmasin. Foto: Zahidi/banjarhits.id](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1563855934/tq8npek7ybfgspgllgjm.jpg)
ADVERTISEMENT
Garis putus-putus berkelir kuning itu terpacak di separo lorong jalan Gang 315 RT 007, Kelurahan Kuin Selatan, Kecamatan Banjarmasin Barat. Di lorong gang sempit ini, warga mengecat garis putus-putus sebagai guiding line yang berfungsi memandu difabel tuna netra.
ADVERTISEMENT
Gambar garis kuning akan disambung sampai ke batang banyu -- dermaga kecil yang terbuat dari titian kayu-- di ujung gang. Selain guiding line, kampung inklusi itu dilengkapi sarana Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Baimbai dan akses difabel.
Gang 315 disebut kampung inklusif pertama di Kota Banjarmasin. Inisiasi kampung inklusi lahir dari gagasan gabungan tim Sentra Advokasi Perempuan dan Anak (SAPDA), serta gabungan seluruh komunitas difabel se-Banjarmasin yang terkumpul dalam PKBM Baimbai Banjarmasin.
"Beberapa dari tim gabungan yang menginisiasi lahirnya kampung Inklusi ini, di antaranya kami dari Tim Sapda dan ada gabungan organisasi difabel lainnya se-Banjarmasin," ujar Fatum Ade selaku kordinator program Tim Sapda kepada wartawan banjarhits.id, Selasa 23 Juli 2019.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan gagasan kampung inklusi di Gang 315 sebagai contoh bagi Banjarmasin agar menyediakan akses difabel di setiap pelosok kota. Apalagi, kata dia, Banjarmasin sudah memiliki roadmap kota inklusi tahun 2018.
Selain melukis guiding line, Fatum Ade dan timnya akan merenovasi toilet dan akses masuk ke musala. Ia akan berkordinasi ke jajaran pemerintah kota mulai tingkat RT, lurah hingga kecamatan.
"Kami ada punya musala kan juga belum akses. Nanti setelah ini kami akan buat ram difabel untuk akses masuk, dan toilet duduk, karena toilet sekarang masih berupa jamban. Jadi langkah selanjutnya itu yang akan kita gagas," ungkap Fatum Ade.
Menurut dia, setiap ruang publik di pusat hunian mesti dilengkapi akses difabel. Ia mencontohkan bagaimana kursi roda bisa leluasa masuk gang sempit. "Itu kewajiban kita untuk mencarikan solusi," bebernya.
ADVERTISEMENT
Pihaknya ingin berkolaborasi bersama untuk mewujudkan cita-cita kampung inklusi di sudut-sudut Banjarmasin.
Sementara itu, Kordinator Lapangan Tim Sapda, Hawa Ahda, mengatakan Wali Kota Banjarmasin akan meresmikan Gang 315 sebagai kampung inklusi pertama di Banjarmasin pada Selasa 23 Juli2019. Setelah Gang 315, ia berharap muncul kampung inklusi lainnya di penjuru Banjarmasin.
"Nanti sore ada diresmikan oleh wali kota. Jadi kami masih siapkan segala sesuatunya untuk acara nanti," tutupnya.