Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Cerita Lika-liku Pembuat Aplikasi Go-Klotok
5 Maret 2018 16:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
![Cerita Lika-liku Pembuat Aplikasi Go-Klotok](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1520243041/go_klotok_dirsqb.jpg)
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id – Aplikasi layanan transportasi berbasis online bukan monopoli angkutan darat. Di Kota Banjarmasin, transportasi sungai semacam perahu klotok mulai mengaplikasikan piranti pemesanan online. Terlecut layanan startup Go-Jek, lima remaja asal Kota Seribu Sungai menciptakan aplikasi Go-Klotok. Nama klotok merujuk perahu bermesin tempel di buritan dengan bunyi: “Otok, otok, otok.”
ADVERTISEMENT
Namun, aplikasi Go-Klotok tak seperti Go-Jek. Sementara aplikasi Go-Jek bisa melakukan pemesanan dadakan, calon penumpang Go-Klotok mesti mengkonfirmasi dahulu sehari sebelum naik klotok. "Pemesanan kelotok bersifat carter, tak bisa dadakan. Harus dikonfirmasi satu hari sebelum keberangkatan," kata Junaidi, salah satu anggota tim View, pencetus Go-Klotok kepada Banjarhits.id, Senin (5/3/2018).
Junaidi dan keempat koleganya tercetus niat menciptakan Go-Klotok setelah mengikuti C-Gen Festival bertajuk City Changemakers pada 2017 lalu di Kota Bandung. Kepada Guru Besar ITB pencetus Smart City, Profesor Suhono Harso Supangat, tim View memaparkan landscap Kota Banjarmasin, termasuk keberadaan perahu dan ratusan anak sungainya.
C-Gen Festival merupakan ajang bertemunya komunitas anak muda yang menyukai teknologi informasi. Setelah mengikuti C-Gen Festival, mereka pulang ke kota asal dengan membawa ide merancang aplikasi untuk mewujudkan Banjarmasin sebagai Smart City.
ADVERTISEMENT
"Di sana kami terfikirkan untuk membuat aplikasi ‘Ayoke Banjarmasin’," ungkap Junaidi. Aplikasi Go-Klotok muncul di antara sebelas aplikasi lain dalam program Banjarmasin Smart City. Mereka kemudian membincang gagasan ini kepada Hermansyah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Banjarmasin.
Berbekal oleh-oleh asupan dari Bandung, awal mula mereka sekedar mencurahkan ide mewujudkan Smart City. Apalagi Hermansyah sudah akrab menemui komunitas anak muda. “Saat itu kami bercerita tentang C-Gen, lalu ditawari membuat aplikasi" kata Junaidi.
Mendapat tawaran itu, tim mulai menggarap aplikasi yang diminta. Mereka membutuhkan waktu dua bulan mewujudkan aplikasi Go-Klotok. Menurut Junaidi, tim tidak menemui kesulitan teknis ketika membuat perangkat lunak aplikasinya. Namun, kata dia, tim kesulitan saat pengamatan, wawancara lapangan, dan kajian apabila Go-Klotok benar-benar diwujudkan. Sebab, tahapan kajian sangat penting untuk menentukan bermanfaat tidaknya aplikasi Go-Klotok.
ADVERTISEMENT
Kalaupun tak bermanfaat bagi masyarakat, tim akan membatalkannya. "Toh nantinya tak akan terpakai juga, karena smart city bukan berarti banyaknya aplikasi, melainkan pembuatan aplikasi yang berdaya guna untuk masyarakat," Junaidi berkata.
Walau sudah mengunduh aplikasi Go-Klotok, tapi calon penumpang tak bisa leluasa memesan klotok karena statusnya transportasi sungai. Penumpang harus memesan lebih dahulu lewat admin Go-Klotok. Tugas admin kemudian menghubungkan juru mudi klotok dan si calon penumpang.
“Karena perahu klotok tidak bisa bermanuver bebas seperti halnya ojek yang berada di darat. Perantara admin juga untuk memudahkan masyarakat yang memakai jasa Go-klotok yang complain. Kalau langsung ke pengemudi kan orang bisa sungkan," kata Junaidi.
Go-Klotok dikendalikan Banjarmasin Command Center.Junaidi mengunci mulut perihal investasi aplikasi Go-Klotok. "Pastinya harga diskon. Ini bukan cuma soal mencari untung. Kami ingin kota ini maju," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Tim View juga bersedia mengawal uji coba aplikasi. Tim akan mencatat kekurangan aplikasi dan kendala lapangan sebagai bahan evaluasi. Tim sudah mengantongi persoalan awal, yakni kebanyakan motoris kurang piawai memakai gadget. Alhasil, aplikasi mesti didesain sesederhana dan semudah mungkin untuk digunakan si paman klotok—sebutan juru mudi klotok.
Instabilitas koneksi internet di atas aliran sungai juga kendala lainnya. “Kalau pakai paket data yang murah, agak lelet,” kata Junaidi.
![Cerita Lika-liku Pembuat Aplikasi Go-Klotok (1)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1520243070/go_klotok_aplikasi_k04vc3.jpg)
Adapun soal tarif berkisar antara Rp 400 ribu – Rp 500 ribu untuk satu unit klotok kapasitas 20 penumpang. Aplikasi Go-Klotok baru melayani tiga rute susur sungai, yakni Pasar Terapung Lokbaintan, Pulau Kembang, dan Kuin Kecil. Rute ini sejatinya menyesuaikan aliran sungai besar dan tujuan utama destinasi wisata di Banjarmasi. Aplikasi belum menyediakan rute klotok ke kampung-kampung di Kota Banjarmasin. (Hafiz Ramadhani)
ADVERTISEMENT