Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
Satu persatu armada truk pengangkut sampah hilir mudik ke tempat pembuangan akhir (TPA) Basirih, Kota Banjarmasin ketika matahari mulai beranjak naik, Jumat 31 Mei 2019. Puluhan pemulung bergegas mendekati truk-truk ini setelah memuntahkan ribuan ton sampah di tengan bau yang meruap.
ADVERTISEMENT
Pagi itu, mereka sudah beraktivitas memilah-milah tumpukan sampah. Di bawah sengatan terik matahari, para pemulung tetapsemangat mengais sampah-sampah. Salah satunya, Saiful (30), pemulung asal Tatah Bangkal, Kabupaten Banjar.
Ia rutin mengais sampah di TPA Basirih setiap hari bersama istrinya untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitasnya dilakoni sejak pukul 05.00 wita, hingga petang menjelang pukul 18.00 wita. Keluarga ini telaten menanti kedatangan truk pengirim sampah di TPA Basirih.
"Dalam satu truk kadang yang namanya berebut paling dapat setengah kilo sampah plastik, kadang tak sampai juga. Tapi yang namanya rezeki, ya tidak ada yang bisa menduga, kadang juga dapat kuningan yang mahal perkilonya tembus Rp 50.000," ujar Saiful kepada wartawan banjarhits.id, Jumat 31 Mei 2019.
ADVERTISEMENT
Saiful mesti jadi pemulung setelah tak kunjung dapat pekerjaan yang layak. Dari pekerjaan ini, ia meraup duit rata-rata di atas Rp 50.000 perhari, belum termasuk yang dihasilkan istrinya yang ikut mengais sampah di sana. Menurut dia, istrinya paling sering setengah hari mengais sampah di TPA Basirih.
"Paling sedikit Rp 50.000 lah pasti dapat dari mengais sampah di sini kalau dari saya. Kalau dari istri kadang sekitar Rp 20.000 sampai Rp 30.000 dalam sehari,"ucap Saiful. Sampah-sampah ini dihargai berbeda-beda sesuai jenisnya: sampah plastik, kertas, besi, aluminium, dan sampah kuningan.
Menurut dia, sampah kertas dihargai Rp 500 perkilogram, sampah plastik Rp 400 perkilogram, sampah besi Rp 2000 perkilogram, sampah aluminum Rp 15.000, dan sampah kuningan seharga Rp 50.000 perkilogram.
ADVERTISEMENT
“Namun kuningan ini susah dicari, paling 1 ons seharinya dapat," katanya.
Saiful berkata pemulung berkontribusi mengurangi tumpukan sampah di TPA Basirih, selain mendatangkan dampak ekonomi bagi si pemulung. Sebagian di antara mereka juga tidur di lokasi dengan beralaskan karung beras dan beratap payung.
“Jadi sama-sama saling menguntungkan. Kami juga tidak pernah macam-macam di sini, selain mengais sampah yang baru datang dibawa oleh truk pengangkut sampah," pungkasnya.