Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten Media Partner
Cerita Pilu Aditya, Bocah SD Pekerja Sol Sepatu untuk Jadi Dokter
28 Maret 2019 13:11 WIB
![Aditya, bocah 11 tahun yang menawarkan jasa sol sepatu demi membiayai jadi dokter. Foto: Zahidi/banjarhits.id](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1553753356/jwu8gc8kfuttbs8shwpe.jpg)
ADVERTISEMENT
Mengenakan topi kelir hitam, raut wajah kusut terpacak pada sosok Aditya. Di bawah terik matahari, keringat menetes dari wajah dan badan bocah berusia 11 tahun itu. Maklum, ia rutin keluar masuk kantor-kantor pemerintahan di Kota Banjarmasin saban harinya.
ADVERTISEMENT
Bocah yang menetap di Kelurahan Pemurus Luar, Kota Banjarmasin ini tak sungkan menawarkan jasa sol sepatu kepada setiap orang yang ditemui. “Mau sol sepatu, om?” begitu lamat-lamat Aditya menawarkan jasanya ketika ditemui warawan banjarhits.id, Zahidi, Kamis (28/3).
Rutinitas ini ia lakoni di sela-sela kesibukan sekolah. Aditya mesti banting tulang di usia dini demi mencari nafkah untuk membantu kedua orang tua dan keluarganya. Ia tinggal bersama kedua orang tua dan satu adiknya yang masih balita.
Di tengah himpitan ekonomi keluarga, Aditya tetap punya cita-cita tinggi untuk masa depannya sebagai seorang dokter. Untuk mewujudkan cita-cita mulia di tengah hidup pas-pasan, Aditya sadar harus bekerja keras untuk membiayai sekolahnya sejak sekolah dasar.
"Ulun (Saya) ingin menjadi dokter. Karena itu setelah sekolah saya langsung berangkat ke kantor-kantor, baik kantor walikota ini (Banjarmasin) maupun kantor lainnya saya datangi setiap hari untuk membantu bapak di rumah. Soalnya bapak hanya seorang buruh angkut barang di salah satu pasar di Banjarmasin," ucap Aditya.
ADVERTISEMENT
Dalam sehari, ia biasanya mendapat order 7 -10 sepatu. Meski demikian, Aditya enggan pasang tarif jasa sol sepatu. Lantaran tanpa patokan honor, ia pernah menerima cuma Rp 1.000 untuk satu kali jasa sol sepatu.
"Ada 1.000 rupiah, ada 5.000 dan ada 10.000 paling banyak. Kebanyakan 5.000 rupiah untuk sekali sol sepatu, dan ulun tidak pernah memasang tarif untuk sol sepatu ini," ujar bocah yang bersekolah di SDN Pemurus Luar 1, Kecamatan Banjarmasin Timur itu.
Toh, sosok Aditya tak pernah meminta-minta belas kasih dari orang yang memiliki jabatan. Aditya kerap menolak halus pemberian duit dari orang-orang tanpa memakai jasanya. “Ulun mau menerima, tetapi ulun solakan dulu sepatu pian (Kamu)," begitu sahut Aditya saat diberi uang.
ADVERTISEMENT
Di pengujung wawancara, Aditya cepat-cepat bergegas pulang karena keburu ikut les matematika di sekolahan.