Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Sejarah masuknya perangko ke Kota Banjarmasin terlacak mulai tahun 1866. Abad ke-19 menjadi awal mula perangko masuk Kota Banjarmasin lewat lalu lintas surat menyurat antar negara: Belanda dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Belanda saat itu menguasai Indonesia, salah satunya Kota Banjarmasin. Menurut ahli Sejarah asal Universitas Lambung Mangkurat, Mansyur, keberadaan perangko pertama di Banjarmasin berfungsi sebagai pelengkap surat dan sudah beredar di Banjarmasin sejak 153 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1866 masehi.
"Fakta ini kami peroleh dari hasil riset dan kompilasi surat-surat masa Hindia Belanda, menunjukkan perangko tertua yang pernah menghiasi surat ke Banjarmasin berangka tahun tahun 1866," ucap Mansyur kepada wartawan banjarhits.id, Zahidi, Jumat (29/3).
Perangko pertama di Banjarmasin mengacu bukti yang ia miliki tertempel pada bagian depan amplop surat. Perangko ini menempel di sebelah kiri bagian atas (sudut) surat.
Dikirim dari Batavia (sekarang Jakarta) pada 29 Desember (12) tahun 1866 kepada Residen di Bandjermasin. Lengkapnya tertulis "Den Residen Zuid en Ooster Afdeeling van Borneo te Bandjermasin" (Kepada Residen Afdeeling Borneo bagian Selatan dan Timur di Banjarmasin).
ADVERTISEMENT
Mansyur menemukan keterangan lain dari hasil riset bahwa surat itu sebenarnya ditulis di Arnhem -- salah satu Provinsi di Belanda-- pada bulan sebelumnya, yakni 15 November 1866.
"Kemudian dikirim ke Batavia sebagai paket surat. Selanjutnya surat ini diteruskan ke Banjarmasin," tutur Mansyur.
Selain itu, Mansyur bercerita Belanda memang menerbitkan perangko pertama tahun 1852 bergambar Raja Willem III senilai 5 cent berkelir biru yang juga tanpa perforasi. Gambar perangko ini semula hanya diberlakukan di negeri Belanda, hingga tersebar ke daerah jajahannya di Indonesia, termasuk Banjarmasin.
Dalam perkembangannya, kata dia, mayoritas lalu lintas surat antara negeri Belanda dengan negara koloninya yang utama saat itu: Nederland Indie -- sekarang Indonesia.
ADVERTISEMENT
Terbitlah perangko pertama Nederland Indie pada 1864. Perangko inilah yang menjadi perangko pertama di Hindia Belanda dan selanjutnya tahun 1866 pertama kali masuk ke Banjarmasin.
Sebelum perangko tercipta, pelunasan biaya pengiriman surat dilakukan dengan membayar sejumlah uang tunai. Pembayaran secara tunai ini ada yang harus dibayar terlebih dahulu oleh si pengirim surat, tapi ada pula yang harus dibayar oleh si penerima sesuai alamat.
"Jadi perangko ini akhirnya dijadikan sebagai pengganti alat pembayaran tersebut, sehingga lebih memudahkan transaksi kirim surat, baik dari pengirim maupun penerimanya. Kedua belah pihak menjadi mudah," kata Mansyur.