Di Tapin, Produksi Bawang Merah Merosot

Konten Media Partner
17 November 2019 10:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Tapin, HM Arifin Arpan saat panen bawang merah di Desa Suato Lama, Sabtu (16/11/2019). Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Tapin, HM Arifin Arpan saat panen bawang merah di Desa Suato Lama, Sabtu (16/11/2019). Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panen bawang merah di Kabupaten Tapin anjlok akibat musim kemarau berkepanjangan pada 2019. Padahal tahun 2018 lalu, panen bawang merah di Desa Suato Lama, Kabupaten Tapin, terbilang sukses demi menopang pasokan bawang merah di Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Petani bawang merah di Desa Suato Lama, Samidi, mengatakan panen bawang merah menurun, bahkan boleh dibilang gagal panen. Menurut dia, biaya produksi lebih tinggi ketimbang hasil panen. Intensitas hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir turut memicu merosotnya hasil panen, setelah kemarau panjang.
“Kami sendiri merugi, karena lebih tinggi biaya produksi ketimbang memanennya. Meskipun sudah tiga kali dalam setahun ini panen, hasilnya tidak menggembirakan seperti tahun sebelumnya,” keluh Samidi lewat siaran pers saat panen bawang merah, Sabtu siang (16/11).
Komoditas bawang merah asal Tapin berorientasi ekspor. Produktivitas bawang merah yang dihasilkan petani mandiri dan kelompok tani lainnya naik 7 - 8 ton dengan waktu panen yang mencapai 3 bulan sekali.
ADVERTISEMENT
Di Desa Suato Lama, Kecamatan Salam Babaris, disiapkan sentra produksi bawang merah di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Bawang varietas Tajuk dan Super Philip adalah bawang yang dihasilkan petani Tapin, meski di tanam di lahan bekas rawa. Lahan tanaman bawang merah itu merupakan lahan pertanian padi unggul.
Sejumlah petani kebingungan lantaran beberapa petak tanaman bawang merah terendam banjir. Mereka hanya pasrah saat bawang merah mengalami kerusakan dan menyebabkan gagal panen.
Bupati Tapin HM. Arifin Arpan ,tidak menampik jika produktivitas bawang merah di Tapin menurun drastis dari tahun sebelumnya. Ia sadar faktor alam dan cuaca, terutama musim kemarau yang teramat panjang.
Meskipun begitu pada Sabtu siang, Arpan bersama warga dan Muspida setempat melakukan panen bawang merah. Pada panen kali di lahan pertanian bawang merah seluas sebarannya 54 hektare.
ADVERTISEMENT
Bupati Tapin berharap produksi bawang merah di Desa Suato Lama minimal mencukupi kebutuhan warga setempat.
“Kenapa hanya 54 hektare saja panennya, karena alam disini tidak mendukung. Kemaraunya terlalu panjang, karena bawang merah itu khan harus ada air yang cukup khan.Air tidak ada ya khan kering itu tanaman bawang.Pertumbuhannya jadi kurang bagus. Tapi petani tetap beersemangat dan optimis mengembangkan tanaman bawang merah ini,” terang Arifin Arpan.
Sementara itu, Manajer Fungsi Pengembangan UMKM Bank Indonesia, Aryo Wibowo, mendorong Kabupaten Tapin mampu memproduksi bawang merah secara optimal, sehingga lebih berkembang di pasaran.
Sejak Tahun 2014, perwakilan Bank Indonesia Wilayah Kalimantan Selatan konsisten ikut mendorong peningkatan kualitas dan produktifitas hasil pertanian Kalsel melalui petani lokal, baik melalui program pendampingan maupun bantuan peralatan.
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia rutin memberi pendampingan hingga bantuan pembuatan gudang. Dengan peningkatan kualitas dan produksi yang ada saat ini, BI optimis bawang lokal di Kabupaten Tapin mempunyai potensi untuk di ekspor.