Diplomasi Bekantan dan Baksa Kembang untuk Tarik Turis Asing

Konten Media Partner
20 Januari 2019 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delegasi pariwisata Kalimantan Selatan menampilkan bekantan dan tradisi lokal ketika Matka Nordic Travel Fair 2019 di Kota Helnsinki, Finlandia pada 17-20 Januari 2019. (Foto: Humpro Setdaprov Kalsel)
zoom-in-whitePerbesar
Delegasi pariwisata Kalimantan Selatan menampilkan bekantan dan tradisi lokal ketika Matka Nordic Travel Fair 2019 di Kota Helnsinki, Finlandia pada 17-20 Januari 2019. (Foto: Humpro Setdaprov Kalsel)
ADVERTISEMENT
banjarhits,id, BANJARMASIN - Bakantan, salah satu hewan endemik di Pulau Kalimantan dan tari Baksa Kembang, tampil menggoda di Matka Nordic Travel Fair 2019, Kota Helsinki, Finladia yang digelar pada 17 - 20 Januari 2019.
ADVERTISEMENT
Delegasi pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan mengusung hewan dengan nama ilmiah Nasalis larvatus ini dalam bentuk badut. Melalui sosok Bekantan, delegasi Kalsel ikut even promosi pariwisata terbesar di kawasan Eropa Utara, termasuk pasar Nordic, Baltik dan Rusia. Badut Bekantan pun selalu menjadi incaran pengunjung untuk diajak berselfie. Menurut Ketua Delegasi Kalsel, Hanifah Dwi Nirwana, selain bekantan yang dipromosikan, Kalsel juga menawarkan destinasi pariwisata budaya. Badut bekantan dan tari baksa kembang berkesempatan tampil di panggung utama University of Arts Helsinki dengan konsep Indigenous South Borneo’s Culture. Delegasi Kalsel menampilkan tari Baksa Kembang, Mohing Asang dan Begalang Tandik. Tari Baksa Kembang adalah salah satu tarian klasik yang di fungsikan sebagai tarian penyambutan tamu. "Tarian ini biasanya dimainkan penari wanita sebagai penari tunggal atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat jumlahnya harus ganjil," ucap Hanifah Dwi Nirwana lewat siaran pers, Minggu (20/1/2019). Tari ini awalnya merupakan tarian yang hanya di tampilkan di lingkungan kerajaan untuk menyambut tamu kehormatan atau kerabat kerajaan. Namun seiring perkembangan, tarian ini mulai populer ketika kerajaan Banjar mulai membuka akses untuk masyarakat menyaksikan pertunjukannya dan menjadi salah satu kebudayaan daerah di Kalsel. “Dengan tarian-tarian ini, diharapkan mampu mengenalkan budaya Kalsel dikalangan akademisi,” ujar Hanifah. Sebelumnya, lanjut Hanifah, delegasi Kalsel menawarkan destinasi wisata ecotourism bekantan, hutan hujan tropis, pasar terapung dan bamboo rafting. “Sedang pengenalan budayanya melalui penampilan tari Radap Rahayu, Japin Sigam dan Mohing Asang di booth Wonderful Indonesia,” jelasnya. Menurut Hanifah, dalam event ini delegasi Kalsel membawa misi penting untuk memperkuat profiling dan membangun regional branding yang diharapkan berkontribusi nyata mendongkrak ecotourism di Kalsel. (Diananta)
ADVERTISEMENT