Konten Media Partner

Dirjen Perhubungan Udara: Syamsudin Noor Bandara Paling Jelek

7 Juni 2019 20:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Bangunsih Pramesti (dua dari kanan) ketika menginspeksi jalan akses terminal baru Bandara Syamsudin Noor di Jalan Lingkar Utara, Banjarbaru, Jumat 7 Juni 2019. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Polana Bangunsih Pramesti (dua dari kanan) ketika menginspeksi jalan akses terminal baru Bandara Syamsudin Noor di Jalan Lingkar Utara, Banjarbaru, Jumat 7 Juni 2019. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, Polana Bangunsih Pramesti meninjau lokasi pengembangan terminal baru Bandara Syamsuddin Noor pada Jum'at, 7 Juni 2019. Ia bersama PT Angkasa Pura I menyisir sejumlah titik proyek bandara untuk memastikan pengerjaan berjalan optimal.
ADVERTISEMENT
Dalam inspeksi ini, Polana menilai Syamsudin Noor sejatinya bandara yang jelek dibandingkan bandara lain. "Paling jelek itu Banjarmasin (Syamsuddin Noor), kedua di Semarang, ketiga di Yogyakarta," ucap Polana kepada banjarhits.id, Jumat 7 Juni 2019.
Itu sebabnya, ia mengatakan ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus digeber maksimal, baik dari pihak kontraktor dan pemerintah daerah. Menurut dia, kontraktor dan pemerintah mesti segera merampungkan akses ke terminal baru Bandara Syamsuddin Noor di Jalan Lingkar Utara, Kota Banjarbaru.
"Badan jalannya belum sempurna dan masih ada yang belum standar," kata Polana Bangunsih.
Polana menegaskan, akses masuk bandara merupakan hal penting untuk segera diselesaikan mengingat proyek pengembangan sudah hampir rampung. Ia berharap jangan sampai bandara lebih dulu selesai, namun akses masuk ke terminal masih menggunakan jalur yang lama.
ADVERTISEMENT
Ihwal bantuan dari pemerintah pusat untuk pembangunan akses masuk Bandara Syamsuddin Noor, ia akan mencoba mengkomunikasikan bersama Kementerian PUPR. Khususnya untuk mengubah status Jalan Lingkar Utara dari provinsi menjadi jalan nasional agar mudah mendapat bantuan pembangunan jalan dari pemerintah pusat.
Selain itu, ia mendorong proyek pengembangan Bandara Syamsuddin Noor diselesaikan tepat waktu agar beroperasi sesuai rencana awal yang ditarget pada Oktober 2019.
Adapun Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Syamsuddin Noor, Dadang Dian Hendiana, mengakui jalan akses menuju bandara belum rampung. Mengacu data yang dipegang oleh pihaknya, jalan sepanjang 13.9 kilometer yang menghubungkan kawasan Ahmad Yani Kilometer 17 ini masih digarap 55 persen.
"Memang ada yang sudah beraspal. Tapi masih ada yang belum. Tapi Pemprov berkomitmen untuk menyelesaikan ini," beber Dadang. Ia pun mengakui sampai sekarang izin mendirikan bangunan (IMB) untuk proyek baru bandara masih belum selesai. Pihaknya masih menunggu pengesahan dari Kementerian Perhubungan RI.
ADVERTISEMENT
Ihwal progres pengembangan Bandara Syamsuddin Noor, Dadang mengatakan proyek berjalan tanpa hambatan meski para pekerja konstruksi sedang libur Lebaran. Data per 19 Mei 2019 lalu, kata dia, proyek paket 1 (terminal baru) progresnya sudah mencapai 65 persen.
“Dan untuk paket II yang meliputi infrastruktur penunjang sudah mencapai 85 persen," tandasnya.