Film Dokumenter Sexy Killers Diputar di Banjarmasin

Konten Media Partner
13 April 2019 14:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemutaran film Sexy Killers di Gudang Kopi Hages. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Pemutaran film Sexy Killers di Gudang Kopi Hages. Foto: Donny Muslim/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Film dokumenter produksi Watchdoc, Sexy killers turut diputar di Kota Banjarmasin pada Jum'at (12/4/2019) malam. Di Banjarmasin, ada dua lokasi pemutaran film dokumenter ini: Sekretariat BEM Universitas Lambung Mangkurat dan Gudang Kopi Hages Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Film yang sama juga akan diputar di Gudang Kopi Hages, Taman Budaya Kalsel, dan kampus UIN Antasari pada Sabtu (13/4) malam. Wartawan banjarhits.id, Donny Muslim menyimak pemutaran film di Gudang Kopi Hages.
Film ini hasil karya seorang jurnalis, Dandhy Dwi Laksono dan Ucok Suparta ketika ekspedisi menyusuri Nusantara. Keduanya merekam sisi kelam bisnis pertambangan batu bara di tengah masyarakat.
Film berdurasi 88 menit ini lebih rinci mengungkap bagaimana industri ekstraktif batu bara yang dibungkus pembangunan PLTU di Indonesia berdampak buruk terhadap warga dari hulu sampai hilir.
Kelompok petani dan nelayan paling terdampak tambang batu bara. Lewat Sexy Killers, Dandhy menyampaikan pesan para politisi saling berselingkuh dalam pertambangan. Misalnya, bagaimana Sandiaga Uno -- lewat perusahaannya Saratoga-- menjual seluruh kepemilikan sahamnya di PT Batu Hitam Perkasa.
ADVERTISEMENT
Menariknya, pembeli saham tersebut rupanya lewat PT Toba Bara Sejahtera Tbk (TOBA) dan PT Toba Bara Energi, dua korporasi milik Luhut Binsar Panjaitan yang sejatinya saling berseberangan politik.
Film ini sebenarnya hasil Dandhy dan Suparta melakukan perjalanan keliling Nusantara pada 2015. Dalam kurun waktu satu tahun, mereka mengambil gambar serta meriung dengan masyarakat hingga kini sudah merilis 12 video dokumenter. Perjalanan mereka diberi nama Ekspedisi Indonesia Biru.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalimantan Selatan, Kisworo Dwi Cahyono, menanggapi kehadiran Sexy Killers membuka mata orang bahwa industri tambang batu bara membawa dampak buruk kepada masyarakat.
Di Kalsel, ia menyinggung maraknya pertambangan dan industri kelapa sawit, khususnya di areal Pegunungan Meratus. Sesuai data, Walhi Kalsel mencatat dua industri skala besar tersebut sudah merambah setengah lahan wilayah provinsi seluas 37.530,52 km².
ADVERTISEMENT
Setengah wilayah Kalsel yang sudah rusak tentu menjadi masalah jika seluruh elit politik masuk dalam oligarki tambang batu bara. Alih-alih mendapatkan peluang, masyarakat Kalsel justru cuma memperoleh ancaman kerusakan lingkungan hidup.
"Makanya, dari gerakan massa kita harus menggaungkan lagi gerakan #SaveMeratus ini. Yang dilakukan di Kalsel ini belum ada apa-apanya dibanding gerakan Bali Tolak Reklamasi yang memiliki suara lantang. Kita juga harus begitu," ujar Kisworo.
Jadwal Pemutaran Sexy Killers, Sabtu (13/4/2019):
ADVERTISEMENT