Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten Media Partner
Firasat Aneh Sebelum Suami Tewas Menghirup Gas H2S Biji Sawit
25 Februari 2018 20:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id – Rahmi tak kuasa menahan sedih. Istri dari Hernadi (53), itu masih dirundung duka setelah suaminya meninggal dunia akibat menghirup gas beracun biji sawit di palka kapal MV Sumiei pada Sabtu malam (24/2). Kebetulan, sosok Hernadi seorang mandor bongkar muat kapal di dermaga Martapura Baru, Pelabuhan Trisakti Kota Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Sebelum kejadian nahas itu, Rahmi mengaku si suami sudah punya firasat buruk. Menurut ibu dari enam anak ini, Hernadi berencana membersihkan makam anak sulungnya yang lebih dulu meninggal. Selain itu, kata Rahmi, Hernadi sempat berkata kepada cucunya, bahwa duit Rp 5 ribu yang diberikan kepada cucunya itu sebagai uang terakhir.
“Dua hari sebelum suami kami tertimpa musibah ini memang sempat bicara akan membersihkan makam anak pertamanya yang meninggal,” ujar Rahmi kepada Banjarhits.id saat bertandang ke rumah duka di Jalan PM Noor Pelambuan Gang Sejahtera RT 43 Banjarmasin, Minggu (25/2).
Mengutip dari sejumlah kesaksian, kata Rahmi, Hernadi memang masuk ke dalam palka ketika melihat dua rekan kerjanya tak kunjung naik ke atas dek kapal. Penasaran dua rekannya belum naik, Hernadi bergegas turun untuk memastikan kondisi kedua buruh. “Ternyata ada kejadian para pekerja mati lemas karena terhirup gas beracun dari biji sawit di dalam kapal,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menuturkan Hernadi merupakan buruh pelabuhan yang ikut Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Pelabuhan Trisakti dibawah koordinasi Pak Budi. Hernadi sudah cukup lama kerja sebagai tenaga buruh pelabuhan, sejak masih bujangan tahun 1990-an. “Karena kami kawin pada tahun 1996,” katanya.
Menurut pengakuan Rahmi, suaminya baru bulan ini mendapatkan tugas mengangkat biji sawit dari kapal. Suaminya bercerita setiap kali mengangkut barang di kapal, baru kali ini ada kerjaan mengangkut sawit. Sebab, kata Rahmi, si suami biasanya hanya mengangkat barang-barang semacam gula, semen, terigu.
“Biji sawit baru tahun ini, terus ada kejadian ada gas beracun. Kami juga dengarnya dari petugas bahwa suami meninggal akibat terhirup gas beracun sawit. Setengah tak percaya kami mendengarnya, kok bisa buah atau biji kelapa sawit ada racunnya,” kata dia seraya mengiklaskan melepas kepergian suaminya.
ADVERTISEMENT
Rahmi berharap kejadian seperti yang menimpa suami serta empat rekannya jadi pelajaran berharga, agar setiap barang yang berpotensi mengandung bahaya harus diberi tanda dan ada perlakuan khusus. Rahmi berharap tak ada lagi korban berikutnya. Suaminya sudah puluhan tahun bekerja sebagai buruh pelabuhan, yang bekerja pukul 19.00-23.00 wita setiap hari.
Seperti diberitakan, ada lima pekerja bongkar dan satu petugas medis PT Pelindo tewas akibat menghirup gas hydrogen sulfide (H2S) di dalam Kapal MV Sumiei yang membawa biji sawit dari Tanah Laut sebanyak kurang lebih 600 ton.
Kapal dinakhodai oleh Hervraf Yuno Andreas.dengan tujuan ke Jambi. Kelima korban meninggal yakni Nadi, Jani, David, Syarani, dan satu perawat medis Kamal.
ADVERTISEMENT
“Insiden di KM Sumiei dengan PBM (Perusahaan Bongkar Muat) PT Mitra Padu Serasi pada pukul 20.00 wita, Sabtu (24/2). Dimana kejadian diawali dengan terbukanya palka kapal atas perintah kepala kapal. Pada saat itu anak buah kapal MV Sumiei sudah memperingatkan untuk tidak melakukan pembongkaran muatan setelah 3 jam karena dari kapal tercium bau amoniak dan gas menyengat,” kata juru bicara Pelindo III Cabang Banjarmasin, Fariz.
Faris mengatakan, peringatan ini tak diindahkan 2 buruh dan tetap turun ke dalam kapal. Sehingga mengalami lemas serta sulit bernafas ketika memasuki kapal yang membawa biji sawit.
Kemudian buruh lain mencoba menolong dengan ikut turun ke bawah sebanyak 2 orang, setelah ditunggu tidak kunjung keluar, dengan sigap security Pelindo III langsung melakukan aksi berupa permintaan bantuan kepada first aid klinik dan dengan fast respon petugaspun datang yaitu Kamal.
ADVERTISEMENT
“Naas petugas medis ini, juga sudah membawa bantuan oksigen namun ikut lemas dan tidak sadarkan diri. Sebagai Perusahaan yang concern akan keselamatan kerja, petugas baik yang berada di lapangan atau perawat langsung merespon dan menuju lokasi kejadian,” ujarnya. (Anang Fadhilah)