Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten Media Partner
Foto: Saksi Bisu Sejarah di Kota Tua Banjarmasin
18 Februari 2018 12:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Banjarhits.id - Kelurahan Sungai Jingah, Kecamatan Banjarmasin Utara, dikenal masih banyak ditemukan peninggalan rumah-rumah panggung lawas berarsitektur Banjar. Masyarakat kerap menyebut daerah tersebut sebagai kota tua Banjarmasin.
ADVERTISEMENT
Letaknya tepat di tepi Sungai Martapura—jalur utama perdagangan ketika penjajahan Belanda di Banjarmasin tahun 1800-1900-an. Perkampungan rumah-rumah kuno ini terbentuk karena pusat aktivitas perdagangan kala itu. Mayoritas pemilik rumahnya saudagar Banjar yang sukses.
Setelah satu abad lewat, nasib-nasib rumah tua Banjar makin merana. Sebagian rumah compang-camping tanpa perawatan, meskipun masih dihuni. Lebih ironis lagi, ada rumah Banjar yang keropos di sana-sini setelah ditinggal pergi ahli warisnya. Tapi, adapula pewaris yang merawat peninggalan kakek-neneknya.
Rumah khas Banjar punya banyak penamaan, di antaranya bubungan tinggi, gajah baliku, balai laki, balai bini, dan palimbangan. Keberadaan rumah-rumah kuno ini jelas punya potensi wisata sejarah. Dari berderet banyak rumah kuno lingkungan setempat, Pemkot Banjarmasin hanya menetapkan satu tempat sebagai cagar budaya: rumah dan makam Surgi Mufti. Ia seorang ulama kondang Banjar bernama asli Syeh Jamaluddin Al Banjari di zaman penjajahan Belanda tahun 1890-an. Foto dan naskah: Diananta
ADVERTISEMENT