Geliat Bisnis Uang Kuno di Kota Banjarmasin

Konten Media Partner
3 September 2018 18:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Geliat Bisnis Uang Kuno di Kota Banjarmasin
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
banjarhits.id, Banjarmasin - Ratusan uang kertas dan uang logam kuno yang telah dibalut plastik transparan tampak berjajar rapi di salah satu kios yang ada di Pasar Lima, Jalan Pasar Baru No.112, Kertak Baru Ilir, Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT
Adalah Anang (50) salah satu pedagang uang kuno di Pasar Lima yang mulai menjajakan seluruh uang kunonya di atas alas kain sejak pagi. Dia bercerita, kecintaannya mengumpulkan uang-uang kuno sudah dilakukan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).
Hobi itulah yang mengantarnya menjadi seperti sekarang ini. "Lupa saya sejak tahun berapa, intinya ketika SMA," ucap Anang kepada banjarhits.id, Senin (3/9).
Dia mengungkapkan, sudah hampir 10 tahun dirinya menekuni bisnis jual uang kuno, tepatnya sekitar tahun 2008 silam. Selama satu dekade itulah dirinya masih setia berjualan di Pasar Lima tersebut.
"Dari dulu sudah di sini saya jualan," katanya.
Dia menjual berbagai macam mata uang, mulai dari mata uang Indonesia zaman dulu seperti nominal Rp 1, Rp 2, Rp 5, Rp 10, Rp 25, Rp 100 bergambar perahu layar dan Rp 500 bergambar orang utan. Selain itu, Anang juga melego mata uang Arab Saudi, China, Vietnam, Brazil, Filipina, dan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Seluruh uang kertas yang berasal dari berbagai negara asing, kata dia, dijual sebesar Rp 20.000 per lembar. Sedangkan untuk uang logam dibanderol sekitar Rp 10.000. Anang mengaku keuntungan dari berjualan uang kuno itu tidaklah besar.
"Cukup untuk makan saja," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang pembeli uang kuno, Hafiz, mengungkapkan bahwa dirinya tertarik membeli uang kuno lantaran unik. Dia pun ingin menambah pengetahuan terkait mata uang di masa lalu dan mata uang negara lainnya.
"Unik aja sih uang zaman dulu ini," ujarnya.
Hafiz mengatakan, dirinya tak keberatan dengan harga jual yang ditentukan. Sebab, dia menilai uang kuno itu memang sangat sulit ditemukan saat ini. "Saya ke sana kemari juga jarang ditemukan." (M Robby)
ADVERTISEMENT