Konten Media Partner

Jadi Ibu Kota Negara, Kotabaru Setop Jual Beli Lahan

9 Agustus 2019 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabid Tata Ruang pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kotabaru, Obed Tarukallo di kantornya, Jumat 9 Agustus 2019. Foto: banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Kabid Tata Ruang pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kotabaru, Obed Tarukallo di kantornya, Jumat 9 Agustus 2019. Foto: banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan sudah siap-siap atas rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kotabaru. Kabid Tata Ruang Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kotabaru, Obed Tarukallo, menuturkan aksi jual beli tanah sudah disetop sementara demi mencegah spekulan.
ADVERTISEMENT
Pihaknya menginstruksikan aparat pemerintah desa dan instansi berwenang tidak menerbitkan legalitas jual beli tanah sampai ada keputusan resmi pemindahan ibu kota negara. "Kami berusaha mengamankan tanah, jangan sampai ada spekulan," ucap Obed Tarukallo kepada banjarhits.id -- official partner kumparan.com, Jumat (9/8/2019).
Di Kalsel, ia tak menampik isu Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru paling digadang sebagai lokasi ibu kota baru pengganti Jakarta. Kalaupun ibu kota negara dipindah ke Kotabaru, Obed berharap Kabupaten Kotabaru bisa mendapat dampak positif langsung.
Menurut dia, Kotabaru punya potensi pariwisata Pantai Gedambaan, Teluk Tamiang, Pulau Sembilan, dan Pulau Sambar Gelap. Kotabaru salah satu kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Kalsel. Obed optimis pariwisata di Kotabaru makin berkembang jika ibu kota negara dipindah ke Kotabaru.
ADVERTISEMENT
"Kami sebagai daerah penyangga, apa yang didapat Kotabaru? Bagaimana Kotabaru bisa mengangkat pariwisatanya," ujar Obed Tarukallo.
Pihaknya bakal merevisi rencana tata ruang wilayah seiring makin mengecilnya administrasi Kabupaten Kotabaru. Tapi, Obed belum tahu lokasi detail pengganti ibu kota negara di Kabupaten Kotabaru. Ihwal lokasi ibu kota di administrasi Kabupaten Kotabaru sisi daratan Pulau Kalimantan, Obed cuma tertawa.
"Saya enggak bisa buka, bukan kewenangan saya," ucap Obed. Geografis Kabupaten Kotabaru terdiri dari gugusan pulau-pulau, dan sebagian masuk daratan Pulau Kalimantan sebelah tenggara. Tanah Bumbu dan Kotabaru dua kabupaten bertetangga di sisi tenggara Kalsel.
Banjarhits.id mendapat bocoran bahwa Bappeda Kalsel mengundang khusus Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru untuk membahas kesiapan sebagai ibu kota negara. Pembahasan di kantor Bappeda Kalsel itu, digelar tiga hari sebelum sarasehan nasional pemindahan ibu kota yang digelar Kementerian PPN/Bappenas di Hotel Novotel Kota Banjarbaru pada Senin 15 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Obed membenarkan Bappeda Kotabaru sempat diundang secara khusus oleh Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan. Namun, Obed enggan membuka gamblang hasil pertemuan dan lokasi detail calon ibu kota.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Tanah Bumbu, Ansyari Firdaus, membenarkan Bappeda Kalsel sempat mengundang Pemkab Tanah Bumbu dan Kotabaru untuk paparan data kesiapan jadi ibu kota negara di Kalsel. Tapi, Ansyari tak tahu detail isi pertemuan tersebut.
"Memang sempat dipanggil Bappeda Kalsel, yang ikut kabid. Saya enggak ikut, tentunya kesiapan Tanah Bumbu sebagai calon ibu kota negara," ujar Ansyari.
Adapun Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira, tak menampik maupun membenarkan ihwal undangan khusus bagi Kabupaten Kotabaru dan Tanah Bumbu sebagai calon ibu kota. "Ditunggu saja," ucap Nurul Fajar.
ADVERTISEMENT
Menurut Fajar, lokasi calon ibu kota negara mesti punya garis pantai, tanah padat, strategis, dan berada di tengah NKRI. Kalaupun di kawasan pertambangan, ia bakal mereklamasi lebih dulu sebelum dijadikan ibu kota negara. Kebetulan, Tanah Bumbu dan Kotabaru salah satu penghasil batu bara, selain kebun sawit.
"Ibu kota negara harus merepresentasikan ibu kota maritim karena Indonesia banyak pulau-pulau. Untuk pusat ibu kotanya perlu lahan 40 ribu hektare, tapi kami menyiapkan 300 ribu hektare. Tanahnya harus keras, bukan rawa, dan penduduknya toleran," ujar Nurul Fajar.