Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Nasional menyoroti serius banyaknya lubang-lubang tambang (void) akibat praktik pertambangan di Kalimantan Selatan. JATAM sempat mencatat ada 814 void di Kalsel yang dibiarkan menganga tanpa direklamasi oleh perusahaan tambang batu bara.
ADVERTISEMENT
Koordinator JATAM Nasional, Merah Johansyah Ismail, menyebut data ini diperoleh dari metode riset menggunakan citra satelit dan overlay konsesi tambang di Kalsel saat tahun 2018. "Dari hasil metode riset tersebut, terdapat angka 814 itu," kata Merah kepada banjarhits.id -- official partner kumparan.com, Selasa (23/7/2019).
Lubang-lubang tambang ini tersebar pada hampir sekujur Kalsel, minus Kota Banjarbaru, Hulu Sungai Utara, dan Banjarmasin.
Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) menjadi daerah paling melimpah lubang tambang dengan total 246 void. Menyusul setelahnya Kabupaten Tanah Laut dengan angka 241, serta Kabupaten Banjar sebanyak 158 lubang tambang.
Sisanya, lubang tambang tersebar di kabupaten lain. Ambil contoh, Balangan (5), Hulu Sungai Selatan (10), Kotabaru (59), Tabalong (33), dan Tapin (62).
ADVERTISEMENT
Meski data itu dirilis tahun 2018, Merah meyakini angka void itu masih relevan hingga sekarang. Kalau pun sudah menyusut direklamasi, data itu tak berkembang jauh dari hasil penelitian JATAM Nasional.
Lewat fakta ini, menurut catatan JATAM, Kalsel merupakan provinsi kedua tertinggi setelah Kalimantan Timur. Tak tanggung-tanggung, daerah tetangga Kalsel ini memiliki 1.735 lubang tambang tanpa reklamasi.
Merah menganggap sebaran lubang tambang yang menganga ini dapat membahayakan warga. Di Kaltim saja, sudah terdapat 35 korban lubang tambang yang dinyatakan meninggal dunia setelah beraktivitas di sana.
Adapun Kepala Dinas ESDM Kalsel, Isharwanto, cenderung hati-hati merespons data yang dirilis JATAM. Ia berkata pihak ESDM masih menghimpun total void yang sudah dikembalikan seperti semula setelah dikeruk batu bara.
"Enggak sebanyak itu. Sudah ada yang dikembalikan lahannya. Ini baru kami data void yang ada. Nanti baru kami reklamasi dan hijaukan," kata Isharwanto ketika dikonfirmasi banjarhits.id melalui panggilan seluler.
ADVERTISEMENT
Pihak ESDM berkomitmen menuntaskan masalah lubang-lubang tambang yang ada di Kalsel dengan menagih dana jaminan reklamasi di setiap perusahaan batu bara. Menurut Isharwanto, luasan IUP di Kalsel bahkan sudah berkurang setelah wewenang pertambangan batu bara dipegang oleh Pemprov Kalsel dari kabupaten sejak tahun 2017 lalu.
"Dulu (ketika masih dipegang kabupaten) luasnya melebihi luas provinsi karena ada IUP yang tumpang tindih. Sekarang luas IUP cuma tersisa 8,6 persen sejak ditangani Pemprov Kalsel," ujarnya.