Konten Media Partner

Kenakalan Remaja akibat Tak Optimal Mendapat Asupan ASI

6 Agustus 2018 11:34 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kenakalan Remaja akibat Tak Optimal Mendapat Asupan ASI
zoom-in-whitePerbesar
Banjarhits.id, Banjarmasin - Ketua Sentra Laktasi Indonesia dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM mengatakan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif mesti diberikan sampai bayi berusia 2 tahun karena sebagai pondasi kesehatan bayi.
ADVERTISEMENT
“Harapan saya ibu-ibu Indonesia lebih banyak akan terselamatkan, anak-anak Indonesia semakin sehat berkualitas, cerdas. Dekat dengan Tuhan, karena mempunya mental yang baik, semuanya didapat dari ASI,” kata Utami Roesli usai acara Pekan ASI se-Dunia di Menara Pandang Siring Tendean Banjarmasin, Minggu (5/8).
Ia konsisten menyerukan susu formula tidak bisa menggantikan ASI. Menurut Utami, anak-anak yang mulai bayi yang tidak disusui dengan benar, maka ketika usia 14 tahun akan mengalami minimal 10 gangguan kesehatan mental. Gangguan yang ia maksud seperti suka menarik diri dari pergaulan, gelisah, depresif, sikosmatik, gangguan perhatian, autisme, gangguan berpikir, gangguan sosialisasi, kejahatan remaja, dan sifat agresif.
“Jadi harus disadari semua pihak, mengapa saat ini begitu banyak anak-anak Indonesia, yang begitu beringas, jahat padahal usainya masih 14 tahun. Bahkan ada yang melakukan perbuatan menyimpang, memperkosa anak 5 tahun dan kemudian dibunuh. Bahkan ada anak usia 14 tahun, dengan mudah mencuri barang milik orang dengan tanpa rasa takut hanya untuk masuk geng motor,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Utami berkata amanah pemberian ASI termaktub dalam hadist kitab suci. Menurut dia, siapapun presiden yang terpilih ketika Pilpres 2019 mesti mewujudkan rakyat sehat, pandai, dan dekat ke Allah SWT. “ASI bukan makanan anak, karena menjalankan ibadah karena memang perintah Allah SWT. ASI merupakan dasar pengaruh menyusui dengan benar,” katanya.
Cucu dari sastrawan Marah Roesli,-- pengarang roman legendaris "Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai"--, ini menegaskan tidak ada satupun susu formula yang benar-benar steril dari cemaran bakteri. “Ingat anak manusia tidak sepantasnya diberi susu sapi yang merupakan bahan baku susu formula,” katanya.
Setelah bayi berusia 2 tahun tetap butuh gizi seimbang, tidak sekedar susu formula saja. Ia tak melarang anak di atas 2 minum susu formula. “Sebenarnya nutrisi di dalam susu formula juga bisa didapat dari makanan lain," kata Utami Roesli.
ADVERTISEMENT
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalsel dr Indra W Himawan, SpA (K) berharap Kota Banjarmasin dan kota/kabupaten lain di Kalsel sebaiknya menerbitkan peraturan daerah ihwal pemberian ASI eksklusif kepada bayi.
“Dengan ASI tentu mengurangi pengeluaran-pengeluaran biaya pembelian susu formula. Dengan pemberian ASI tentu saja ekonomi keluarga makin dapat ditingkatkan, karena pengeluaran bisa ditekan,” kata Indra Himawan.
Menurut dia, perda bisa mengatur larangan rumah sakit, klinik atau layanan kesehatan memberi susu formula kepada bayi yang baru dilahirkan. Selain itu, Indra berkata, perda mesti memuat larangan menawarkan produk susu formula dalam bentuk apapun dan memberi hadiah susu formula kepada ibu yang baru melahirkan.
“Pemberian souvenir kepada ibu yang baru melahirkan pun dilarang. Kami benar-benar berupaya agar bayi yang dilahirkan tidak menerima susu formula. Upaya dilakukan semaksimal mungkin,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan Pekan ASI se-Dunia ini juga dihadiri Ketua TP PKK Kalsel Raudatul Jannah, Kadinkes Kalsel Muslim, Ketua DPRD Kota Banjarmasin, dan para dokter dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalsel.
Raudatul Jannah mengatakan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama cukup untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal. Ia pun mendukung terciptanya lingkungan dan masyarakat yang ramah menyusui (breastfeeding friendly) agar ibu menyusui merasa nyaman. (Anang Fadhilah)