Konten Media Partner

Kisruh Tak Berujung Klotok Wisata Susur Sungai di Banjarmasin

14 Juni 2019 21:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan perahu klotok wisata di Dermaga Siring Menara Pandang, Kota Banjarmasin. Foto: dok Zahidi/banjarhits.id
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan perahu klotok wisata di Dermaga Siring Menara Pandang, Kota Banjarmasin. Foto: dok Zahidi/banjarhits.id
ADVERTISEMENT
Dua jam meriung di kediaman Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin pada Minggu pertama awal Maret lalu, puluhan motoris klotok wisata susur sungai mengadukan keberatan atas Surat Edaran Dinas Perhubungan No 551.43/229/Dishub/2019. Mereka menolak anjuran Dishub Banjarmasin untuk mengubah desain klotok wisata dalam tempo satu bulan.
ADVERTISEMENT
Di sela mogok massal, motoris datang ke rumah Ibnu didampingi Khuzaimi, Kabid Pengembangan Pariwisata Kota Banjarmasin. Menjelang siang, para motoris menyudahi mogok massal setelah Ibnu Sina memberi solusi. Khuzaimi mengajak motoris mengadukan keluhan ke Ibnu.
Motoris sepakat mengubah desain klotok karena dijanjikan mendapat bantuan dana melalui CSR. “Untuk enam bulan ke depan ada 4 buah kelotok yang diubah dulu. Akhirnya mereka saya himbau kembali beroperasi tanpa melepas tuntutan keselamatan dari peraturan pelayaran," papar Khuzaimi kepada banjarhits.id, Minggu pertama awal Maret lalu.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik, berkata desain klotok wisata sangat mengabaikan keselamatan penumpang. Mereka nekat naik ke atap perahu ketika susur sungai. Itu sebabnya, Ichwan berinisiatif mengubah desain klotok wisata tanpa atap.
ADVERTISEMENT
Persoalannya, motoris klotok menolak usulan Ichwan karena berbiaya mahal dan mengabaikan unsur budaya Banjar. Toh, Ichwan berkali-kali merazia klotok bandel yang nekat mengangkut penumpang di atap perahu. Petugas mencoret atap klotok yang kepergok mengangkut penumpang di atapnya.
Di pengujung Mei lalu, Khuzaimi mengeksekusi perubahan desain dua unit klotok wisata untuk tahap awal. Menurut Khuzaimi, motoris menerima desain yang ditawarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin, ketimbang desain milik Dishub Banjarmasin.
Selain biaya lebih murah, ia berkata desain yang ditawarkannya tanpa menghilangkan sisi budaya Banjarmasin. Khuzaimi nekat mengubah desain klotok wisata atas perintah Ibnu Sina ketika momen sahur on the river Ramadan 1440 Hijriah.
Khuzaimi patut terusik atas polemik di antara Dishub Banjarmasin dan motoris klotok wisata. Maklum, ia menghidupkan wisata susur sungai sebagai gacoan Kota Banjarmasin, sejak empat tahun lalu. Khuzaimi turut menyusun strategi menarik minat masyarakat memakai jasa perahu klotok ketika susur sungai.
ADVERTISEMENT
Awal mula tahun 2015, kata dia, desain perahu klotok wisata masih kecil tanpa atap. Klotok wisata ini cuma melayani dua rute susur sungai: Pasar Terapung Siring Tendean – Pasar Terapung Lok Baintan dan Pasar Terapung Tendean – Pasar Terapung Kuin pergi pulang. Lambat laun, rute wisata susur sungai yang dirintis Khuzaimi mendapat respons positif warga dan motoris klotok lain.
Motoris klotok beratap pun ikut-ikutan melipir ke Dermaga Terapung Tendean, sejak 2016. Saat itu, klotok beratap sebanyak 30 unit yang mencari peruntungan jasa susur sungai. Khuzaimi mengizinkan mereka mangkal, hingga unit klotoknya bertambah sampai 60 unit.
Bibit kisruh di antara motoris klotok beratap dan terbuka, mulai muncul medio tahun 2016. “Disini saya kembali berusaha keras meredam amarah dari masing-masing kubu, hingga terselesaikan permasalahan dengan membijaksanai kelotok beratap pindah dermaga," Khuzaimi melanjutkan.
ADVERTISEMENT
Perselisihan ini memaksa 60 motoris klotok pindah pangkalan ke Dermaga Siring Patung Bekantan. Lantaran tak muat, sebagian di antara mereka melipir ke Dermaga Siring Menara Pandang. Dua dermaga itu dipisahkan Jembatan Merdeka. Menurut dia, motoris di Dermaga Patung Bekantan mayoritas anggota Koperasi Maju Karya Bersama.
Adapun motoris di Dermaga Siring Menara Pandang diisi komunitas motoris klotok. Sejak awal tahun 2017, motoris kedua dermaga ramai melayani wisatawan susur sungai di Banjarmasin. Motoris klotok pun bertambah signifikan seiring ramainya pamor wisata susur sungai.
"Tahun 2018, motoris yang terdaftar secara sah ada 88 motoris. Padahal, sebelumnya cuma ada 60 motoris. Setelah menjadi 88 ini, saya tidak izinkan lagi untuk bertambah, karena harus mengelola dengan jumlah yang sudah banyak,” kata Khuzaimi.
Atap perahu klotok yang dicoret petugas Dishub Banjarmasin karena kepergok mengangkut penumpang di atap. Foto: dok Zahidi/banjarhits.id
Di tengah penolakan terhadap desain klotok wisata yang ditawarkan Dishub Banjarmasin, 88 motoris klotok justru saling terlibat konflik internal akibat dualisme kepengurusan Koperasi Karya Maju Bersama—badan hukum yang menaungi motoris klotok wisata. Kedua kubu berebut menempatkan orang-orangnya sebagai ketua koperasi.
ADVERTISEMENT
Kubu motoris Siring Patung Bekantan dimotori Supiani Yanto – Ketua Koperasi Maju Karya Bersama. Ia berniat menyatukan kembali 88 motoris klotok yang kini mangkal pada tiga dermaga: Siring Patung Bekantan, Siring Menara Pandang, dan Dermaga Soto Bang Amat Benua Anyar. Adapun kubu Siring Menara Pandang menggadang Burhanuddin untuk menggantikan Supiani Yanto.
Kisruh yang semula penolakan desain klotok, kini melebar ke konflik kepengurusan dua kubu. Sadar konflik makin meruncing, Dinas Koperasi UMKM, Dinas Kebudayaan Pariwisata, dan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin turun gunung mendamaikan konflik dua kubu motoris.
Alih-alih mereda, kini Dinas Perhubungan dan Dinas Kebudayaan Pariwisata justu bersitegang karena beda konsep desain klotok wisata. Pangkal soalnya, Ibnu Sina mengutus Khuzaimi mengubah desain klotok wisata tanpa harus memakai desain milik Dishub Banjarmasin. Ibnu memberikan instruksi ke Khuzaimi ketika Sahur on the river Ramadan 1440 H, tanpa sepengetahuan Ichwan Noor Chalik.
ADVERTISEMENT
Untuk tahap awal, empat unit klotok direnovasi memakai dana CSR. Empat unit klotok ini di bawah naungan Koperasi Maju Karya Bersama. "Janganlah para motoris klotok ini terus menerus becakut pepadaan, sudahi perselisihan, damai saja, dan kembali bersatu seperti sedia kala," ucap Ibnu Sina.