Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Kolaps Terdampak Tambang, 50 Koperasi di Tanbu Akan Ditutup
22 Juli 2019 11:58 WIB
ADVERTISEMENT
Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) segera membentuk tim pembinaan bagi koperasi yang mati suri. Menurut staf penyuluh koperasi, Andi Agus, ada lima puluh koperasi tidak aktif di Tanah Bumbu karena usahanya macet dan konflik internal pengurus.
ADVERTISEMENT
Ia sudah berkirim surat ke Kementerian Komperasi untuk membubarkan lima koperasi itu. Namun, kata dia, Kementerian mengimbau Pemkab Tanbu membina lebih dulu 50 koperasi ini, sebelum resmi dibubarkan. Dalam waktu dekat, pihaknya akan membentuk tim pembinaan bagi 50 koperasi mati suri.
“Kalau masih bisa dibina, kami hidupkan. Kalau sudah sulit hidup, terpaksa dibubarkan. Syaratnya enggak ada tanggungan dengan pihak ketiga, baru dibubarkan tahun ini. Sebagian menggantungkan usaha jasa angkutan atau kerja sama dengan pertambangan,” ucap Andi Agus kepada wartawan banjarhits.id, Senin 22 Juli 2019.
Lima puluh koperasi ini bagian dari 368 koperasi yang terdaftar resmi di dinas. Menurut Agus, mayoritas koperasi mati suri berada di Kecamatan Satui dan Simpang Empat – dua kecamatan penghasil batu bara di Kabupaten Tanah Bumbu. Ia berkata koperasi mestinya tidak harus menggantungkan satu lini usaha.
ADVERTISEMENT
“Satu koperasi kan bisa menjalankan berbagai usaha, seperti simpan pinjam, konsumsi, dan serba usaha lainnya,” ucap Andi Agus. Lima di antara 50 koperasi mati suri seperti Bina Baru, Bamitra Barataan, Ki Hajar Dewantara, Sembilan Enam, dan Jaya Nusantara.
Adapun Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, Pahruraji, menuturkan pihaknya sering melatih pengurus koperasi agar profesional mengelola koperasi dan pertanggungjawaban ke anggota. Sebab, koperasi di Tanah Bumbu terus bertumbuh setiap tahun, dari 267 pada 2012 menjadi 368 pada 2018.
Dari angka 368, rinciannya koperasi serba usaha mencapai 318, koperasi simpan pinjam 14, koperasi konsumsi 24, dan koperasi produksi 12. Menurut dia, sehat atau tidaknya koperasi bisa mengacu rapat anggota tahunan (RAT) pada Januari – Maret setiap tahun, selepas tutup buku pada 31 Desember.
ADVERTISEMENT
“Kalau enggak RAT di bulan itu, berarti koperasi enggak sehat,” ucap Pahruraji. Pihaknya mendorong koperasi bisa mengelola pasar lewat bantuan APBD, seperti di Kecamatan Kuranji, Sungai Loban, dan Satui. "Syaratnya harus ada lahan, dan embrio pasarnya," ia melanjutkan.